Tukang Rongsok di Sukabumi Menjerit

pengusaha rongsok
Salah seorang pengusaha rongsok di Kampung Babakan Baru RT3/9, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, saat memilih barang bekas

SUKABUMI — Masa pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap hampir semua perekonomian warga. Hal ini, seperti yang dirasakan Nana (41) tukang rongsok asal warga Kampung Babakan Baru RT3/9, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang.

Selama dilanda pandemi, omset pengiriman barang bekas menurun drastis. Bahkan, hargapun mengalami hal serupa.

Bacaan Lainnya

“Saya menggeluti usaha barang rongsok ini sudah hampir belasan tahun. Sebelum adanya pendemi, pengiriman barang bisa mencapai satu ton perminggunya dengan pengasilan bersih lebih dari Rp1 juta.

Namun, saat masa pendemi ini paling banyak pengiriman barang hanya 200 kilogram,” keluh Nana kepada Radar Sukabumi, belum lama ini.

Nana menjelaskan, setelah adanya pendemi penghasilan menukik tajam hingga perminggu penghasilannya tidak lebih dari Rp800 ribu.

“Dengan penghasilan Rp800 ribu ini saya hanya bisa bertahan hidup. Belum lagi harus menggaji dua orang pekerja,” ujarnya.

Kendati demikian, sambung Nana, karena tidak ada lagi pekerjaan sehingga mempertahankan usaha rongsok terbut untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.

“Saya bingung mau kerja apalagi, karena itu berusaha bertahan usaha rongsokan,” ucapnya.

Nana mengaku, sejak awal tahun ini usahanya kembali mengalami sedikit peningkatan sehingga dalam satu minggu bisa mengirim barang sampai 300 kilogram.

“Alhamdulillah kalau sekrang sudah mulai membaik. Ya, meskipun belum kembali normal tapi sudah ada peningkatan lagi,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *