Peringati Hut Kota, Dinas PUTR Normalisasi Irigasi Cipelang

BERSIH-BERSIH: Kepala Dinas PUTR Kota Sukabumi, Asep Irawan ditemani Kabid SDA, Cecep Rapih bersama salah seorang sesepuh Pondok Pesantren Syamsul Ulum saat mengecek lokasi aliran daerah irigasi Cipelang 3 Kecamatan Gunungpuyuh. BAMBANG/RADAR SUKABUMI

GUNUNGPUYUH– Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Sukabumi melalui bidang sumber daya air (SDA) melakukan normalisasi daerah irigasi Cipelang 3 di Kecamatan Gunungpuyuh, Jumat (2/4).

Pengerukan aliran irigasi secara manual ini dihadiri langsung Kepala Dinas PUTR Kota Sukabumi, Asep Irawan dan sejumlah pejabat PUTR Kota Sukabumi lainnya. “Ya, sebelumnya terjadi banjir disini. Tapi sifatnya hanya insidentil saja tidak sering. Untuk mengantisipasinya kita lakukan pengerukan dan pembuatan pintu saluran air,” ujar Asep kepada Radar Sukabumi.

Diakui Asep, pengerukan ini dilakukan lantaran sebelumnya terjadi pendangkalan di aliran irigasi tersebut, sehingga dirinya bersama tim melakukan pengerukan secara manual yang dibantu masyarakat sekitar, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup, dan unsur pondok pesantren Syamsul Ulum. Di mana lokasi sungai tersebut berada di lingkungan Pondok Pesantren. “Kita berharap tidak terjadi lagi banjir akibat penumpukan sampah atau material bangunan yang menghambat aliran irigasi,” harapnya.

Sementara itu, Kepala bidang SDA pada Dinas PUTR Kota Sukabumi, Cecep Rapih menambahkan, kegiatan normalisasi aliran irigasi ini sekaligus kado ulang tahun untuk Kota Sukabumi yang ke-107. Di mana, tidak hanya dilakukan normalisasi, tetapi akan dilakukan pemberdayaan sungai dengan ditebar ikan disepanjang sungai. “Kita akan minta kerjasama dengan BBPBAT dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Pertanian Kota Sukabumi untuk suplai ikannya,” terang Cecep.

Menurut Cecep, dengan ditebarkannya ikan-ikan itu, akan menjadi salah satu desitinasi wisata warga dan meminta agar warga lebih menjadi sungai disekitarnya. “Warga juga bisa memanfaatkannya dan merawatnya. Kami berharap sungai-sungai yang ada di lingkungan warga bisa dimanfaatkan dengan berbagai inovasi. Jadi sungai itu tidak terkesan kumuh,” imbuh dia.

Diterangkan Cecep, untuk pengerukan irigasi ini dilakukan sekitar 1.000 meter dengan meliputi beberapa ke RW-an dan RT. Kedepannya, warga disekitar aliran irigasi ini bisa berpartisipasi guna melakukan perawatan, sehingga aliran irigasi tidak terjadi pendangakalan yang mengakibatkan banjir lantara alirannya tersendat. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *