Penurunan Pasien, Bunut Lakukan Inovasi Pelayanan

CIKOLE- Semenjak diberlakukannya sistem rujukan berjenjang oleh BPJS Kesehatan, jumlah pengunjung pasien RSUD Syamsudin SH atau yang dikenal dengan nama bunut mengalami penurunan sekitar 20 persen setiap harinya.

Meskipun begitu, pihaknya akan terus berkomitmen dengan peraturan rujukan berjenjang tersebut sesuai dengan kompetensi dan kapasitas tipe B.

Bacaan Lainnya

“Tidak ada masalah dengan adanya penurunan kunjungan, terpenting kita memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional,” ujar Direktur Pelayanan RSUD Syamsudin, dr. Rina Hestiana.

Memang tidak dipungkiri dengan pengurangan ini akan berpengaruh kepada keuangan rumah sakit. Namun pihak RSUD Syamsudin pun tidak pasif akan melakukan inovasi-inovasi . “Kita tidak diam, kita membuat strategi lain mengantipasi penurunan dari segi pendapatan,” katanya.

Ditambahkan Rina, pihanya pun akan mengembangkan inovasi pelayanan seperti rawat jalan eksekutif, pengembangan bedah ontologi, pelayanan ambulance dan rencana rawat jalan paket. Tujuan rawat jalan paket agar pasien bisa mempunyai kepastian pelayanan kesehatan yang disuguhkan oleh rumah sakti bunut.

” Intinya kita akan mengembangkan inovasi, membuka klinik khusus atau spesialistik, sehingga bisa lebih profesional dan berkualitas,” akunya.

Diakuinya tapi saat ini ada fenomena yang berbeda, kunjungan ke RSUD Syamsudin naik kembali. Pasien yang sudah biasa masuk rumah sakit bunut sudah tidak lagi menggunakan BPJS, mereka menggunakan tunai.

” Memang ada juga pasien ketika masuk kesini, dan kita jelaskan harus berjenjang tapi mereka menjawab saya cape, ribet dan habis waktu saya sudah biasa kesini, ya sudah pakai tunai saja,” pungkasnya.

 

(bal/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *