Pemkot Lakukan Penataan Kuliner

CIKOLE, RADARSUKABUMI.com– Berkembanganya pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Sukabumi tentunya harus diimbangi dengan penataan kawasan yang teratur. Sehingga kebaradaan UKM bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang hadir ke Kota Sukabumi. ” Kedepan pertumbuhan yang cukup bagus ini akan dibarengi dengan penataan kawasan yang teratur,” ujar Wakil Walikota Sukabumi, Andri Hamami disela-sela kunjungan ke Soedirman Street Food di Jalan Sudirman Kota Sukabumi, belum lama ini.

Andri menerangkan, saat ini pemerintah memang tengah berupaya memindahkan pusat keramaian dari Jalan Ahmad Yani ke sejumlah tempat. Langkah ini untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan menyebarluaskan keramaian. “Kita terus berupaya untuk memindahkan pusat keramian agar tidak menumpuk di pusat kota saja. Mungkin nanti pertumbuhan tempat kuliner bisa begeser seperti ke Lingkar Selatan,” katanya.

Diakui Andri bahwa pertumbuhan UKM di bidang kuliner ini sangat pesat, hampir mencapai 200 persen selama masa jabatan dirinya. Itu menandakan Kota Sukabumi merupakan Kota yang mampu menjual kuliner. ” Liat saja banyak gerai baru yang buka di Kota Sukabumi ini,” ujarnya.

Apalagi dengan adanya rencana jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) kata Andri UKM khususnya kuliner bisa menjadi yang terdepan untuk memanfaatkan peluang tersebut. ” Saat itu pun munculnya tempat kuliner baru ini merupakan reaksi cepat tanggap investor terhadap peluang yang ada,” aku dia.

Namun Andri beharap UKM kuliner yang membuka usahanya di Sukabumi 80 persen merupakan asli Kota Sukabumi. Hal tersebut agar warga asli Sukabumi bisa meningkat kesejahteraanya. ” Saya berharap para UKM asli orang Kota Sukabumi ini harus pintar menangkap peluang usahanya,” tukasnya.

Sementara itu, owner Soedirman Street Food, Budi Hukin Pramoto mengatakan, ide pembangunan Soedirman Street Food ini dari keprihatinan UMKM dan pelaku yang belum memiliki tempat, sehingga dirinya memiliki gagasan untuk memberikan ruang kepada para UMKM tersebut untuk memberikan tempat usaha. “Kalau mereka (para pelaku usaha,red) dibiarkan, tentunya Kota Sukabumi akan krodit dan mereka akan berjualan di pinggir jalan,” akunya.

Menurut Budi, saat ini pihaknya menyediakan 47 stand, 43 diantaranya merupakan pelaku UMKM. “Mereka berlatar belakang usaha online, pedagang kaki lima pinggir jalan dan lainnya,” terang Budi. “Tentunya kita pun akan mengembangkan hal yang sama di tempat yang berbeda dengan kapasitas yang lebih luas,” pungkasnya.

 

(bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *