Tidak Ada Anggaran, Taman Sugema Terbengkalai

Kondisi Taman Sugema di Kampung Lamping, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, nampak tidak terurus.

SUKABUMI — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi mengaku saat ini tidak memiliki anggaran untuk pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini terjadi, akibat adanya refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19.

Dampaknya, beberapa fasilitas taman mengalami kerusakan dan nyaris terbengkalai seperti Taman Sugema di Kampung Lamping, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang.

Bacaan Lainnya

Kepala DLH Kota Sukabumi, Adil Budiman menegaskan, selama tahun ini tidak ada pemeliharaan RTH yang signifikan. “Ya, anggaran pemeliharaan untuk ruang terbuka hijau saat ini tidak ada sehingga taman yang ada tidak terurus,” kata Adil kepada Radar Sukabumi, Jumat (13/11).

Menurut Adil, tidak dipungkiri karena tidak ada anggaran pemeliharaan sehingga banyak fasilitas taman yang mengalami kerusaakan dan beberapa barang lainnya dicuri seperti, toren air dan fasilias lainnya.

“Tahun depan, anggaran pemeliharaan RTH ini tentunya akan dicanangkan, tetapi bukan sama DLH karena pengelolaanya sudah dipindahkan kepada Dinas Pengerjaan Umum,” ucapnya.

Adil menerangkan, di Kota Sukabumi hanya ada dua taman yang besar yakni, Taman Sugema dan Taman Cikondang. “Sedangkan, untuk hutan kota nya ada satu yang akan kami ubah menjadi taman ke hati karena kalau taman kota sudah harus diambil pemerintah pusat sehingga dirubah menjadi taman ke hati,” terangnya.

Kepala DLH Kota Sukabumi, Adil Budiman

Salah seorang warga setempat, Ridho (20) mengungkapkan, selain banyak fasilitas yang sudah mengalami kerusakan juga banyak ditemukan vandalisme dibeberapa tembok taman tersebut.

“Memang taman ini sudah beberapa tahun tidak diurus sehingga kondisinya terlihat kumuh dan juga banyak ditemukan botol bekas minuman keras di sekitar taman. Selain itu, saya juga sempat menemukan alat kontrasepsi,” ungkapnya

Setiap sore, lanjut Ridho, biasanya anak muda yang datang ke taman ini untuk nongkrong. Namun, karena tidak ada penjaga atau pengurus taman tersebut sehingga banyak membawa sepeda motor naik ke taman dan tidak disimpan ditempat untuk parkir yang disediakan.

Tak hanya itu, minimnya pengawasan membuat banyaknya para remaja yang menjadikan tempat tersebut untuk berpacaran. “Apalagi kalau malam Minggu biasanya suka banyak yang nongkrong sambil berpacaran,” pungkasnya. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *