Perlebar TPSA Cikundul, DLH Sukabumi Bawa Tim Appraisal

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Adil Budiman

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Dinas Lingkungan Hidup Kota Sukabumi akan mendatangkan tim appraisal (penaksiran) untuk menghitung nilai lahan yang akan dibeli oleh Pemerintah Kota Sukabumi untuk lahan Tempat Pembuangan Sampah Akhir ( TPSA) di daerah Cikundul.

“Nanti tim Appraisal yang menghitung berapa luas lahan, dan aset di atas lahan itu. Itu nanti yang dijadikan dasar penawaran kepada pemilik,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Adil Budiman, kemarin (2/8).

Bacaan Lainnya

Dijelaskan, lahan yang dibutuhkan mencapai 30 hektare. Lokasinya bersebelahan dengan lokasi TPSA. Lahan tersebut milik swasta yang di atasnya terdapat peternakan ayam. “Anggarannya juga belum tau karena masih menunggu penghitungan appraisal,” akunya.

Adil memperkirakan, pengadaan lahan tersebut tidak bisa selesai tahun 2019. Hal itu mengingat waktu yang semakin mepet. “Kalau anggarannya besar tidak mungkin bisa tahun ini, tapi dibeli secara bertahap, mungkin dua kali,” ujarnya.

Adil mengungkapkan, kebutuhan lahan untuk penampungan sampah sangat mendesak. Jika tidak dilakukan perluasan, maka sampah tidak akan tertampung. Pasalnya, lahan yang ada saat ini hanya cukup untuk beberapa bulan ke depan. “Salah satu solusi terdekat, lahan yang sudah mati diisi lagi,” terang dia.

Selain itu, kata Adil akan menggunakan teknologi pemilahan atau pengolahan sampah. Apalagi pemerintah pusat telah menyanggupi untuk membantu membangun pengolahan limbah (landfill) TPSA Cikundul di atas lahan seluas 12.000 meter yang ada saat ini. Pembangunannya diperkirakan enam bulan. “Kami kedatangan dari Kemen PUPR untuk membangun landfill yang baru. Jadi September bisa dimanfaatan. Kalau ini terwujud, usia TPSA bisa bertambah 3 ampai 5 tahun lagi, tanpa pembelian lahan baru,” tambahnya.

Sementara itu, untuk optimalisasi pengolahan sampah di TPSA Cikundul juga terus dilakukan. Antara lain dengan membeli alat pengurai sampah yang bisa dijadikan kompos dan TPS3R yang ada dibeberapa wilayah. “Tapi yang penting dalam penanganan sampah adalah sinkronisasi dengan SKPD dan masyarakat. Kalau ini tidak terjadi, sulit untuk meminimalisasi sampah yang terbuang ke TPSA. Sebab, 171 ton sampah yang terbuang setiap hari, sebanyak 110 ton masuk TPSA yang masih campur organik,” pungkasnya.

(bal/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *