1.601 Warga Kota Sukabumi Idap Tuberkulosis, Januari-November 2022

TBC

SUKABUMI — Sepanjang Januari hingga November 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mencatat terdapat sebanyak 1.601 warga mengidap Tuberkulosis (TBC).

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Wahyu Hardiana menjelaskan, angka temuan kasus TBC sudah melebihi target dari Kementerian Kesehatan yakni, sebanyak 1.112 kasus. “Kalau melihat dari data yang ada, temuan kasus TBC pada tahun ini sudah melebihi target,” jelas Wahyu kepada Radar Sukabumi, Jumat (18/11).

Bacaan Lainnya

Program pengobatan TBC, lanjut Wahyu, sejauh ini pemerintah telah menyediakan obat secara gratis hingga yang pengidap penyakit menular tersebut sembuh.

“Proses pengobatan TBC ini, membutuhkan waktu lama. Yakni, sekitar enam bulan dan selama proses itu pasien harus rutin meminum obat, tidak boleh berhenti. Kalau telat satu hari saja, dapat berisiko resisten obat dan itu akan lebih lama pengobatannya,” paparnya.

Sementara, apabila pasien terus mengalami telat minum obat dapat menimbullan resisten obat sehingga pengobatan hanya ada di RSUD Syamsudin SH dan RS Hasan Sadikin Bandung. Sebab itu, bagi penderita TBC harus rutin minum obat setiap hari selama enam bulan.

“Di Kota Sukabumi ada 16 kasus yang TBC MDR atau tidak mempan obat, sehingga pengobatan harus dilakukan di RSUD Syamsudin SH atau RS Hasan Sadikit sampai dua tahun,” bebernya.

Menurutnya, gejala yang bisa dikenali bagi warga yang terserang TBC. Misalnya saja, mengalami batuk secara terus menerus antara dua hingga tiga minggu dan kadang mengalami batuk berdarah. “Dada terasa nyeri dan mengalami sesak nafas. Penyakit ini menular, sehingga harus segera diobati,” terangnya.

Wahyu menambahkan, di Kota Sukabumi terdapat 15 titik pemeriksaan TBC yakni, disetiap Puskesmas dan rumah sakit. “Kami berupaya maksimal untuk menemukan sebanyaknya warga yang mengidap TBC agar segera dapat ditangani,” tukasnya. (cr4/t)

Dinkes Kota Sukabumi
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wahyu Hardiana

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *