Keluarga Cipayung Kuatkan barisan

GUNUNGPUYUH– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam keluarga Cipayung plus tingkat Kota sukabumi menggelar nonton bareng Film Tragedi Jakarta 1998 atay simbol gerakan mahasiswa Indonesia di Taman Nobar Jalan KH Ahmad Sanusi, Kelurahan Gunungpuyuh, Kecamatan Gunungpuyuh, belum lama ini.

Tidak hanya itu, puluhan peserta dari berbagai organisasi pergerakan ini seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Himpunan Mahasiswa Sukabumi (HIMASI) juga mengadakan diskusi bersama.

Ketua umum GMNI Sukabumi, Abdullah Masyhudi mengatakan reformasi tragedi reformasi 20 tahun silam tersebut menyisakan banyak penderitaan kepada rakyat, salah satunya yakni sistem pendidikan yang salah.

“Pendidikan saat ini hanya menciptakan manusia yang terkungkung dalam ajaran-ajaran, sehingga diarahkan untk menjadi pekerja,” ujarnya. Untuk itu, perlunya perubahan paradigma dan langkah yang kongkrit guna menyelesaikan permasalahan tersebut.

Sementara itu, pandangan berbeda dilontarkan Ketua PMII Kota Sukabumi, Budiman. Menurut dia, cita-cita reformasi belum tercapai meski sudah 20 tahun berjalan. Sebab, mentalitas masyarakat atau bangsa ini sudah mulai menurun atau belum siap menghadapi zaman Post modern ini. Sehingga, reformasi mandeg. “Banyak aturan yang dibuat dan dilanggar oleh kita sendiri, bahkan teknologi dan jabatan yang disalha gunakan,” timpalnya.

Ditempat yang sama, ketua HMI sukabumi, Dede Irpan Apriandi menambahkan, refleksi reformasi merupakan merenungkan apa yang sudah diisi saat reformasi ini. Dimana saat ini banyak makna tentang suatu hal yang diubah dari pada makna yang sesungguhnya, seperti makna Pemerintah.

“Sebetulnya makan pemerintah itu ialah sesuatu yang berkuasa dan dinegara kita ini suatu berkuasa itu adalah kita sebagai rakyat, maka yang sesungguhnya berkuasa adalah rakyat itu sendiri, tapi saat ini rakyat sering ditindas oleh yang berkuasa dengan dikeluarkannya kebijak-kebijakan yang ytak pro rakyat,”ucapnya.

 

(cr17/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *