Ibu-ibu di Kota Sukabumi Kelimpungan, Gegara Obat Sirup Dilarang

Obat-Sirop
Salah seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Cibeureum saat memperlihatkan sirup yang biasa digunakan

SUKABUMI – Pasca pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau untuk menghentikan sementara pemakaian obat cair atau sirup, sejumlah ibu di Kota Sukabumi mengaku kebingungan karena sudah terbiasa menggunakan obat cair pada anak.

Salah seorang warga Cibeureum, Ismiyati (42) mengaku, kebingungan saat pemerintah menghimbau untuk sementara waktu tidak mengkonsumsi obat sirop.

Bacaan Lainnya

Padahal, rasanya manis dan mudah didapat membuat anak mudah untuk meminum obat. “Baru tahu nggak boleh pakai obat cair. Ya kalau tidak boleh, obat apa aja biar sembuh. Air kelapa atau madu sama lemon katanya bisa turunin panas, tapi kan manjurnya pakai obat cair,” kata Ismiyati kepada wartawan, Jumat (21/10).

Dia mengaku, kesulitan untuk mencari pengganti obat setelah obat cair dilarang digunakan. “Paling ngaruh obat cair tapi harganya mahal. Kesulitan pasti, kan anak mah gampangnya minum yang cair apalagi yang ada rasanya. Pernah pakai obat tablet digerus cuman susah, dimuntahin lagi,” ujarnya.

Hal senada dilontarkan, warga lainnya Lestari (32) yang mengaku sudah sembilan tahun menggunakan obat cair untuk anaknya. “Karena anak aku tidak bisa makan obat yang tablet, jadi kalau misal makan obat tablet pasti keluar lagi. Anak lebih sakitnya panas,” ucapnya.

Lestari mengungkapkan, sebulan sebelum ada kasus gagal ginjal akut, anaknya sakit dan masih mengkonsumsi obat cair. Namun, setelah dikeluarkannya imbauan dari Kemenkes, akan menyerahkan pengobatan anaknya pada dokter.

“Kalau untuk sekarang, saat ini mungkin panas sedikit harus langsung ke dokter. Kalau misalkan kita beralih ke obat herbal juga harus tahu obat mana yang cocok. Kan anak beda sama orang dewasa, sembarang obat takut ada efeknya,” jelasnya.

Menurutnya, sejauh ini tidak ada efek saat menggunakan obat sirup untuk anak. “Sekarang sehat, kemarin sakit terakhir dikasih sama dokter obat sirup, terakhir sebulan lalu. Untuk menjaga lebih baik tidak dulu, sampai ada pengumuman resmi boleh dikasih atau tidak,” tutupnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *