BPBD Waspadai Fenomena El Nino

WARUDOYONG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mulai meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi fenomena El nino yang bakal terjadi dari 1-10 mei. Dalam fenomena hujan deras ini, BPBD juga telah memberikan himbauan kepada masyarakat yang berada disekitar bantaran sungai dan tebing.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, dalam sepuluh hari pertama Mei, terjadi hujan deras berdurasi pendek. Salah satunya akibat fenomena El Nino.

Bacaan Lainnya

Pada sepuluh hari pertama, wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami curah hujan ringan.

Sementara itu, intensitas hujan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau di ekuator cukup tinggi. Mulai sepuluh hari kedua, curah hujan berkurang di seluruh wilayah Indonesia.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain mengungkapkan, sesuai dengan arahan, pihaknya mengeluarkan beberapa himbauan kepada masyarakat.

Khususnya, yang berada disekitar sungai dan tebing. “Kami sudah mempersiapkan beberapa hal untuk menghadapi dampak dari fenomena El nino ini, seperti banjir dan longsor.

Makanya, warga yang beraktivitas di sekitar wilayah bencana agar dapat meningkatkan kewaspadaannya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, kemarin (2/5).

Tidak hanya itu, lanjut Zul, setelah hujan deras turun, masyarakat diminta untuk menggunakan jalur yang aman. Selain itu, jika ada jalan lingkungan yang sudah membahayakan agar segera diperbaiki.

“Fenomena el nino itu kan, hujan deras tapi durasinya cukup pendek. Tapi, amat perlu diwaspadai terutama di pada daerah yang rentan potensi bencana longsor dan banjir,” sebutnya.

Jika terjadi bencana, atau potensi bencana segera dapat melaporkan ke aparat dan petugas disekitar sehingga jika terjadi bencana segera dapat tertangani oleh petugas.

“Termasuk harus menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan potensi gerakan tanah, seperti penebangan pohon dan lainnya,” ujarnya.

Zul juga menyebut, tercatat enam kecamatan di Kota Sukabumi masuk kategori rawan bencana pergerakan tanah yaitu Kecamatan Cibeureum, Cikole, Citamiang, Warudoyong, Lembursitu dan Gunungpuyuh.

Sedangkan, tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cibeureum, Warudoyong dan Gunungpuyuh masuk kategori potensi bencana banjir bandang. “Jawa Barat, termasuk di dalamnya Kota Sukabumi juga memiliki risiko bencana.

Enam kecamatan, kecuali Kecamatan Baros, masuk kategori rawan pergerakan tanah dan bahkan banjir,” pungkasnya. (Upi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *