BPBD Kota Sukabumi Catat Kerugian Bencana Capai Rp2,16 Miliar, Triwulan Pertama

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami

CITAMIANG – Kerugian bencana di Kota Sukabumi, cukup pantastis. Terbukti, dari data yang tercatat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selama Januari hingga Maret mencapai Rp2,16 miliar.

“Total kerugian tersebut berasal dari hasil rekapitulasi dampak kerusakan, baik rumah, fasilitas umum maupun keagamaan,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada Radar Sukabumi, Minggu (9/4).

Bacaan Lainnya

Zulkarnain menjelaskan, kerugian terbesar berasal dari bencana tanah longsor, yakni mencapai Rp1,45 miliar. Adapun, rinciannya untuk bencana angin topan atau puting beliung kerugiannya Rp5 juta, banjir Rp 98,3 juta, cuaca ekstrem Rp 335,6 juta dan kebakaran pemukiman Rp 271 juta.

“Total kerugian itu berasal dari 42 kejadian bencana dengan rincian pada Januari terjadi satu kejadian bencana, yakni tanah longsor, Februari 16 kejadian yaitu tiga kejadian angin topan, banjir satu kejadian dan cuaca ekstrem, kebakaran serta tanah longsor masing-masing empat kejadian,” jelasnya.

Selain itu, sambung Zulkarnain, pada Maret terjadi 25 kejadian bencana dengan rincian empat kejadian banjir, delapan kejadian cuaca ekstrem, kebakaran dua kejadian dan tanah longsor 11 kejadian.

“Sementara jumlah rumah yang rusak totalnya mencapai 31 unit dan warga yang terdampak 42 jiwa dua diantara mengalami luka ringan dan korban jiwa nihil,” bebernya.

Kendati pada April ini tidak ada kejadian bencana, namun BPBD mengimbau kepada warga untuk tetap waspada, karena potensi terjadinya bencana hidrometeorologi masih cukup tinggi. Selain itu, juga tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya bencana.

“Warga juga diminta untuk secara rutin bergotong royong membersihkan sampah yang menyumbat saluran air serta selalu memeriksa jaringan listrik antisipasi terjadinya korsleting listrik yang bisa memicubencana kebakaran,” imbaunya.

Menurutnya, bencana tidak bisa diprediksi waktu dan lokasi terjadinya. Sebab itu, alangkah baiknya masyarakat untuk melakukan pencegahan dan selalu waspada guna meminimalisasi dampaknya.

“Kami tidak hentinya mengingatkan warga agar tetap waspada dengan potensi bencana yang ada,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait