Angka Kelahiran di Kota Sukabumi Rendah

CIKOLE – Kesuksesan Kota Sukabumi dalam menekan angka kelahiran patut diacugi jempol. Dari target yang dibberikan pemerintah pusat, Kota Sukabumi menjadi daerah sukses meraihnya, bahkan capaiannya hingga 75 persen melebihi angka target sebesar 64 persen.

Meski telah meraih keberhasilan, namun tidak serta merta membuat langkah Pemda Kota Sukabumi dalam menekan angka kelahiran berhenti sampai disitu. Buktinya, Kamis (26/10), melalui Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPMPKB) menggulirkan kembali kampung Keluarga Berencana (KB).

Bacaan Lainnya

Kepala DPMPKB Lilis Astri Suryanita menjelaskan target nasional untuk menekan angka kelahiran pada setiap daerah sudah ditetapkan. Hasilnya setiap tahun Kota Sukabumi mengalami peningkatan hingga akhirnya mampu lebih unggul dibandingkan Nasional maupun Jawa Barat.

“Dari target nasional, tingkat kelahiran di Kota Sukabumi ternyata di atas nasional dan Jawa Barat. Kesuksesan program KB ini tidak terlepas dari upaya kerjasama pihak dinas dengan para tokoh masyaraka,” papar Lilis kepada Radar Sukabumi, kemarin (26/10).

Diakatan Lilis bagian penting dalam meminimalisir angka kelahiran adalah mendorong penerapan program KB dengan dilandasi perhitungan pada parameter yang ditetapkan pemerintah. Seperti jarak kehamilan dan menekan angka pernikahan dini.

“Kepesertaan KB disini lebih ditekankan kepada para ibu rumah tangga dengan masa subur yang masih tinggi. Artinya program seperti ini tidak sepenuhnya berlaku untuk semua perempuan,” katanya.

Sejalan dengan kesuksesan tersebut, DPMPKB akan terus mendorong kampung KB. Langkah tersebut diharapkan mampu memaksimalkan upaya menekan angka kelahiran dengan menyerap warga yang belum melaksanakan.

“Pelayanan Kampung KB akan semakin memudahkan masyarakat untuk mendapat layanan program keluarga berencana serta aspek kehidupan lainnya, seperti mendorong kemandirian dan kualitas SDM,” ucapnya.Untuk menyukseskan program tersebut, beberapa rumah sakit swasta turut dilibatkan.

Sementara itu Walikota Sukabumi Muhamad Muraz mengatakan keberadaan Kampung KB bukan hanya pada persoalan bagaimana menekan angka kelahiran. Tetapi, langkah dan pola yang nantinya disiapkan akan mendorong suatu tatanan yang warganya menjadi peka terhadap sosial.

“Intinya kampung ini dibentuk agar masyarakat saling tolong menolong dan saling membantu dalam sendi kehidupan. Sehingga terwujud kampung yang indah, betah untuk ditinggali, aman dan nyaman yang lebih penting sejahtera dan soleh solehah,” katanya.

Muraz berharap Kampung KB kembali digelorakan di Kota Sukabumi dalam upaya implementasi cara menata sistem secara baik untuk warga masyarakat. Paling membanggakan istilah kampung KB berasal dari Kota Sukabumi dan secara Nasional sudah mendapat pengakuan.

“Untuk kampung KB sudah dipilih lokasinya yakni di tujuh RW yang ada di tujuh kecamatan. Semoga ini jadi langkah baik untuk terus menggelorakan KB di kalangan masyarakat, karena KB ini penting ditengah pertumbuhan penduduk naik terus, namun tempat tinggal semakin sulit karena tanah semakin sempit,” harap Muraz. (sbh/d).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *