Lindungi Anak Kita Dari Penyakit Kecacingan

Ade Wijaya Kurnia, S.St Staff Seksi Pengendalian Penyakit. Dinkes Kab. Sukabumi

Oleh : Ade Wijaya Kurnia, S.St
Staff Seksi Pengendalian Penyakit. Dinkes Kab. Sukabumi

Siapa pun orang tua mengharapkan anak anaknya tumbuh dan berkembang secara normal dan baik, tetapi terkadang pada kenyataannya anak-anak tidak terkontrol pada saat mereka beraktifitas, sekilas nampaknya cacingan dianggap sepele, tetapi pada kenyatannya akan berakibat fatal jikasudah terjangkit penyakit cacingan.

Kebersihan yang tidak terjaga atau lingkungan yang kotor bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempermudah penyebaran infeksi cacing. Gejala-gejala penyakit cacingan kadang tampak samar. Gejala cacingan yang dikeluhkan bisa berupa sakit perut, diare, mual, muntah, tidak nafsu makan, hingga penurunan berat badan.

Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit cacingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih berat, seperti anemia. Jika cacing mencapai organ tubuh lain, seperti hati atau otak, maka dapat menimbulkan gangguan yang serius.

Mengenali Penyebab Cacingan di Tubuh

Penyebab cacingan pada diri seseorang berbeda-beda tergantung dari jenis cacing apa yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa jenis cacing yang paling umum menyebabkan penyakit cacingan pada manusia, yaitu:

Cacing Pita

Cacing pita atau Cestoda, dapat dikenali dari bentuknya yang tampak seperti pita yaitu pipih dengan ruas-ruas pada seluruh tubuhnya. Panjang cacing pita dewasa dapat mencapai 4,5 hingga 9 meter.Cacing pita memasuki tubuh manusia ketika tangan bersentuhan dengan tinja atau tanah yang mengandung telur cacing kemudian terbawa ke dalam mulut ketika sedang makan. Selain itu, cacing pita juga dapat masuk melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing. Konsumsi daging babi, sapi ataupun ikan yang mentah atau dimasak kurang matang juga dapat menyebabkan masuknya cacing pita ke dalam tubuh manusia.

Cacing Tambang

Cacing tambang dalam bentuk larva dan dewasa dapat hidup dalam usus halus manusia dan dapat menyerang binatang peliharaan, termasuk kucing dan anjing. Umumnya infeksi cacing tambang terjadi karena bersentuhan dengan tanah di lingkungan hangat dan lembap yang di dalamnya terdapat telur atau cacing tambang.Cacing tambang dewasa dengan panjang sekitar 5-13 milimeter dapat menembus kulit, misalnya melalui telapak kaki yang tidak menggunakan alas, kemudian masuk ke sirkulasi darah dan ikut terbawa ke dalam paru-paru dan tenggorokan. Jika tertelan, maka cacing akan memasuki usus. Infeksi cacing tambang masih umum terjadi di daerah iklim tropis dan lembap dengan sanitasi lingkungan yang buruk, termasuk Indonesia.

Cacing Kremi

Cacing kremi berwarna putih dan halus, dengan panjang sekitar 5-13 milimeter. Infeksi cacing kremi paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah.Infeksi cacing kremi umumnya disebabkan oleh menelan telur cacing kremi yang sangat kecil secara tidak sengaja. Telur cacing ini sangat mudah menyebar. Bisa melalui makanan, minuman atau jari yang terkontaminasi. Telur cacing kemudian masuk ke usus dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam beberapa minggu. Jika telur cacing mencapai anus dan digaruk, maka telur cacing dapat berpindah ke jari, lalu menyentuh permukaan benda atau orang lain.

Cacing Gelang

Cacing ini berukuran cukup besar, dengan panjang sekitar 10 -35 cm. Cacing gelang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui tanah yang telah terkontaminasi telur cacing. Ketika masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas di usus, kemudian menyebar melalui pembuluh darah atau saluran getah bening ke organ tubuh lain seperti paru-paru atau empedu.

Untuk mengatasi infeksi cacingan, biasanya dokter kemungkinan akan memberikan obat cacing tidak hanya untuk penderita, namun juga pada seluruh anggota keluarga untuk mencegah infeksi berulang.

Sebagian orang merasakan efek samping ringan pada saluran pencernaan selama pengobatan.Maka biasanya dokter akan memberikan suplemen zat besi. Untuk infeksi cacing yang berukuran cukup besar seperti cacing gelang, operasi kadang diperlukan jika cacing menyumbat saluran empedu atau usus buntu.

Tips Mencegah Infeksi Cacing

Salah satu cara efektif mencegah penyakit cacingan yaitu dengan menjaga Sanitasi kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, ada beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit cacingan, yaitu: Menyimpan daging mentah dan ikan dengan baik, kemudian masak hingga matang. Mencuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi.

Jika terkena infeksi cacing, basuh bagian anus Anda pada pagi hari untuk mengurangi jumlah telur cacing, karena cacing biasa bertelur pada malam hari.

Ganti pakaian dalam dan seprei setiap hari selama terinfeksi. Cuci pakaian tidur, seprei, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas untuk membasmi telur cacing. Hindari menggaruk daerah di sekitar anus yang gatal. Gunting kuku agar tidak ada tempat untuk telur cacing. Jangan menggigit kuku. Cuci tangan secara teratur, terutama setelah buang air, mengganti popok bayi, sebelum memasak dan sebelum makan. Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung tangan.

Dengan membiasakan pola Prilaku Hidup Sehat (PHBS) saya yakin penyakit Cacing dapat dicegah, tidak hanya dilingkungan rumah, tetapi sanitasi diri pribadi pun sangat penting, Penyakit cacingan sebaiknya tidak dianggap remeh. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala penyakit cacingan, konsultasi dengan dokter mengenai cara penanganan yang tepat. (*).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *