Warga Padaraang Kembali Meradang

GUNUNGGURUH— Sebagian warga Kampung Padaraang Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh tak henti-hentinya melakukan protes kepada perusahaan tambang yang beroperasi di wilayahnya. Betapa tidak, akibat dari aktifitas pengusaha tambang ini menimbulkan kerusakan akses jalan mengalami kerusakan parah. Selain berlubang, jalan milik pemerintah Desa Kebonmanggu ini, jika musim hujan dipenuhi air dan lumpur. Tak ayal, jalan yang sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki tersebut, kerap mengakibatkan kecelakaan.

Hendra (36) salah seorang warga Kampung Sindangkerta RT 2/13, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh mengaku, akibat dari aktivitas dua perusahaan tersebut mengakibatkan jalan sepanjang 1.500 meter rusak parah. “Jalan ini, seperti kubangan kerbau. Hampir setiap harinya, warga yang mengendaraai sepeda motor terjungkal akibat jalan licin karena dipenuhi tanah yang terbawa dari mobil truk pengangkut material tambang,” jelas Hendra kepada koran ini, Selasa (3/7).

Padahal, warga Desa Kebonmanggu, sudah berulang kali melakukan mediasi dengan kedua perusahaan untuk meminta tanggung jawab terkait aktivitas yang telah merusak sarana lingkungan. Namun, hingga saat ini persoalan tersebut belum menemukan solusi dari kedua belah pihak. “Untuk itu, pada Jum’at (6/7) warga disini akan melakukan aksi unjuk rasa dengan cara memblokade jalan ini, agar tidak bisa dilintasi kendaraan besar,” tandasnya.

Hal senada dikatakan, Asep (35) menambahkan, warga merasa geram dengan perusahaan yang dinilai dalam aktivitasnya tidak memperdulikan lingkungan sekitar. “Perusahaan tambang dan perusahaan ayam builer ini tidak ada kontribusinya bagi warga. Bahkan, aktivitasnya telah menyebabkan jalan rusak. Mau tidak rusak bagaimana, muatan kendaraan yang mengangkut material perusahaan over kapasitas,” katanya.

Selain kerusakan jalan, ujar Asep, aktivitas perusahaan tambang tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan warga. “Kalau kendaraan berat lewat jalan ini, pasti banyak debu sampai masuk rumah dan mengganggu pernapasan,”ujarnya.

Ditempat terpisah, Camat Gunungguruh Erry Erstanto mengatakaan, pemerintah Kecamatan Gunungguruh sudah berupaya maksimal untuk menyampaikan aspirasi warganya yang memprotes aktivitas perusahaan yang diduga menjadi biang kerok kerusakan jalan. “Saya sudah komunikasi dengan perusahaan itu. Ternyata, persolannya adalah miss komunikasi antara warga dengan pihak perusahaan,” jelas Erry.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *