Warga Jampang Pilih Keluar Dari Kepesertaan PKH

Pendamping PKH Desa Bantar Agung, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Septian Ariyadi saat berfoto bersama Aan, peserta PKH.

SUKABUMI — Warga Desa Bantar Agung Aan (44) memilih keluar dari kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH) Kementrian Sosial. Ibu dua anak yang menjadi peserta penerima PKH dari 2018 silam ini memilih keluar karena merasa sudah cukup tidak pantas menerima bantuan tersebut.

Dengan usaha ternak domba dan kerbau yang kini digelutinya, Aan optimis bisa menghidupi dan membiyai sekolah keluarganya.

Bacaan Lainnya

Kepada Radar Sukabumi, Aan mengaku, walaupun secara kondisi ekonomi masih belum terbilang sejahtera, namun dirinya percaya dengan apa yang digelutinya ini bisa mencukupi kebutuhan dan biaya pendidikan sekolah anaknya.

“Anak saya dua, yang sekolah tinggal satu lagi. Saya siap graduasi dari penerima PKH ini, kaerena merasa sudah tidak cukup pantas menerima, selain itu saya rasa masih cukup banyak masyarakat disekitar saya yang memerlukan bantuan ini,” akun Aan, Minggu (30/08).

Istri dari Dalim yang berfropesi sebagai petani ini, mengaku cukup optimis dengan hewan-hewan ternak yang dimilikinya sebagai bekal kehidupan. Menurutnya, selama dirinya mendapat PKH cukup membantu dari sisa kehidupan. Terutama, yang paling penting adalah pendidikan karakter yang disampaikan oleh pendamping dalam setiap pertemuan.

“Milik mah timana wae (rejeki bisa dari mana saja red), dan masih banyak yang belum mendapatkan yang secara ekonomi lebih membutuhkan daripada saya. Selama ini, PKH sangat membantu saya, terutama pemahaman-pemahaman yang diberikan dalam setiap pertemuan kelompok,” tutup Aan.

Sementara itu, Pendamping PKH Desa Desa Bantar Agung, Kecamatan Jampangtengah, Septian Ariyadi mengungkapkan, KPM PKH Aan keluar dari kepersertaan secara sukarela tanpa ada paksaan atau intimidasi.

Materi-materi yang disampaikan dalam setiap pertemuan kelompok cukup berhasil merubah mindset para peserta. “Yang paling sulit itu memang bagaimana merubah pola pikir KPM yang sudah cukup mampu, tapi hal itu secara perlahan berhasil. KPM Aan memang tergolong orang yang aktif, hal itu terlihat dari kehadirannya saat mengikuti pertemuan serta pembinaan yang selalu saya lakukan,” tambahnya.

Tugas pendamping, lanjut Septian, secara umum terbagi menjadi dua yaitu tugas persiapan program dan tugas rutin yang akan dilaksanakan oleh pendamping sosial PKH di wilayahnya masing-masing. Namun esensinya, adalah bagaimana melakukan pendampingan, pembinaan agar para KPM mampu keluar dari kemiskinan.

“Tugas inti dari pendamping menurut saya, adalah bagiamana membantu mencarikan jalan agar para KPM keluar dari kemiskinan. Maka dari itu, hampir setiap pertemuan selalu saya berikan motivasi,”terangnya

Sementara itu, Kepala Desa Bantar Agung, Kecamatan Jampang Tengah, Mahmudin berharap bahwa program PKH ini bisa menghasilkan karya produktif dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga,dan ketika telah sejahtera atau mampu seyogyanya agar dengan kerelaan hati untuk mengundurkan diri dari program PKH.

“Tentunya program ini sangat membantu warga kami, terutama dalam pembinaan karekter masyarakat. Saya harap sikap Aan bisa menjadi contoh dan semangat bagi KPM PKH lainnya untuk segera beranjak ke fase sejahtera,” tandasnya. (upi/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *