Dampak Wabah Covid-19, Petani Padi Sukabumi Merugi

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat

SUKABUMI — Merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 telah berdampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi warga. Salah satunya, para petani padi di Kabupaten Sukabumi, mengalami kerugian hingga milaran rupiah. Pasalnya, semenjak pandemi Covid-19 harga jual gabah panen telah mengalami penurunan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat mengatakan, akibat adanya virus corona petani di Kabupaten Sukabumi mengalami kerugian material mencapai miliaran rupiah.

Bacaan Lainnya

Hal itu terjadi karena para petani dihadapkan dengan kendala saat proses penjualan gabah hasil panen raya padi.

“Semasa pandemi Covid-19 kalau dari sisi produksi tidak terganggu dan cukup bagus, hanya saja kita terkendala dalam sisi pasar.

Seperti pada Maret, April dan Mei 2020 harga gabah panen mengalami penurunan secara drastis,” kata Sudrajat kepada Radar Sukabumi, usai menghadiri kunjungan kerja Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo di peternakan kambing, domba dan sapi di Yayasan Adzkia, tepatnya di Kampung Babakan Kupa, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat.

Selama tiga bulan tersebut, sambung Sudrajat, harga gabah kering panen di petani perkilogram Rp3.700. Padahal, seharusnya petani menjual sebesar Rp4.200 sesuai harga HPP per kilogram.

“Penurunan harga ini terjadi selama tiga bulan itu. Tetapi kalau bulan ini harganya sudah kembali stabil dan sesuai HPP,” paparnya.

Kuat prediksi petani padi di Kabupaten Sukabumi telah mengalami kerugian material hingga mencapai ratusan milyar.

Pasalnya, daerah Kabupaten Sukabumi merupakan daerah lumbung pangan ke empat di Provinsi Jawa Barat, setelah daerah Indramayu, Karawang dan daerah Subang.

“Dari total lahan sebanyak 178.000 hektare di Kabupaten Sukabumi, tidak ada kendala soal serangan hama. Hanya saja, petani mengalami kerugian sekitar Rp500 per kilogramnya. Iya, kalau dikalkulasikan bisa mencapai lebih dari Rp10 Miliar,” timpalnya.

Untuk mengantisipasi jumlah kerugian materil, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi telah berupaya maksimal melakukan terobosan.

Seperti melakukan koordinasi dengan Bulog yang merupakan perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan untuk mengoptimalkan dan membeli gabah dari petani yang ada di Kabupaten Sukabumi.

“Upaya ini sudah dan sedang dilakukan, khususnya di daerah Sukabumi Selatan. Seperti Pajampangan. Jadi gabah ini, diminta untuk di huller atau dijual lagi karena gabah yang ada di Bulog itu untuk di jual lagi kemana-mana,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *