Musim Hujan Sebabkan Ancaman Kesehatan

etugas pada Dinkes Kabupaten Sukabumi saat melaksanakan fogging untuk memberantas nyamuk.

SUKABUMI – Selain bencana alam, musim hujan dengan intensitas yang beragam ternyata memberikan problem lain untuk warga Kabupaten Sukabumi. Yakni ancaman kesehatan alias penyakit. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi pun terus menggencarkan pencegahan-pencegahan terkait.

Analis Kesehatan programer DBD dan Chikungunya Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Joppy JR menerangkan, berbagai ancaman penyakit yang muncul saat masa peralihan musim atau pancaroba salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD) dan Chikungunya, Batuk, Pilek, Types, Diare, Ispa, Malaria, Hepatitis, Kolera hingga penyakit kulit.

Bacaan Lainnya

“Memang selain ancaman bencana saat musim hujan ini, juga ancaman berbagai penyakit. Namun kuncinya adalah kesadaran masyarakat untuk tetap menjalankan pola hidup sehat dan menjaga kualitas lingkungan,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, Kamis (19/11).

Adapun jumlah penderita DBD, hingga Oktober ini mencapai 475 kasus. Adapun jika dibandingkan dengan tahun lalu mencapai 616 kasus. Namun begitu, karena data pada November hingga Desember belum masuk kemungkinan jumlahnya masih terus bertambah.

“Jika disebut naik dibandingkan tahun lalu, bisa saja karena masih ada dua bulan yang belum terdata. Tetapi, yang pasti kalibata ini tengah menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk,” ujarnya.

Selain itu, Dinkes Kabupaten Sukabumi, lanjut Joppy, telah mempersiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi ancaman penyakit pada musim pancaroba ini. Salah satunya, setiap Puskemas wajib melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat.

“Kami sudah meumetakan ulah melakukan foging dibeberapa wilayah, tapi yang pasti sosialisasi kepada masyarakat daei setiap Puskemas dan pembina desa kepada masyarakat terus dilakukajn,” ujarnya.

Kemudian, Dinkes terus menggalakan program pemberantasan dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M). Untuk menangani hal tersebut, diperlukan peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan.

“Peran serta masyarakat amat penting, masyarakat harus benar-benar menerapkan tindakan 3M, yakni menguras tempat penampungan air misalnya bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain,” terang Poppy.

“Selanjutnya menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” pungkasnya. (upi/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *