Irigasi Jebol, 13 Rumah di Parungkuda Teredam Banjir

Kondisi longsor di Kampung Ciutara, RT (17/7) Desa Pondokasolandeuh, Kecamatan Parungkuda, mengancam rumah warga setempat, Senin (06/4)

RADAR SUKABUMI — Bencana alam terjadi di Kabupaten Sukabumi. Kali ini, tanah longsor dan banjir menerjang pemukiman warga Kampung Ciutara, RT (17/7) Desa Pondokasolandeuh, Kecamatan Parungkuda. Akibatnya, 13 rumah terendam banjir dan longsor menutup akses jalan setempat.

Dari informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, insiden terjadi sekira pukul 16.00 WIB Senin (6/4) ketika daerah tersebut diguyur hujan. Dampaknya, Tembok Penahan Tanah (TPT) sepanjang 15 meter dengan ketinggian 10 meter ambrol hingga menutup akses jalan warga.

Bacaan Lainnya

Sedangkan, banjir terjadi lantara saluran irikagi sepanjang dua meter jebol sehingga air menerjang pemukiman warga yang berada di bawah irigasi tersebut.

Kasi Sosbud Kecamatan Parungkuda, Saep Purnama mengatakan, akibat bandir dan longsor ini sebanyak 13 rumah, 1 buah mushola terendam banjir serata satu rumah milik LILI warga Kampung Ciutara RT17/7 terancam longsor. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Selain itu, juga tidak ada rumah warga yang mengalami kerusakan, hanya terendam banjir saja,” kata Saep kepada Radar Sukabumi, Selasa (7/4).

Lebih Lanjut Saep, sejauh ini Pemerintah Kecamatan Parungkuda sudah koordinasi dan melaporkan bencana alam ini kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta instansi terkait lainnya untuk segera menangani longsor tersebut.

“Kami sudah melaporkannya kepada instansi terkait salah satunya BPBD. Hingga saat ini kami masih melakukan pengecekan. Sementara kerugian akibat bencana ini belum bisa di prediksi,” ungkapnya.

Menurutnya, bencana alam ini bukan pertamakalinya terjadi di Kecamatan Parungkuda. Sebab itu, masyarakat dihimbau agar meningkatkan kewaspadaanya terlebih pada saat turun hujan.

“Kami menghimbau agar warga bisa lebih waspada terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja. Terutama bagi warga yang memiliki rumah berdekatan dengan tebing maupun di dekat sungai.

Selain itu, apabila terdapat kejadian diharapkan segera melapor kepada pemerintah setempat untuk secepatnya ditangani,” pungkasnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *