Harga Telur Mulai ‘Terbang’

RADARSUKABUMI.com – PALABUHANRATU – Menjelang akhir tahun, harga daging dan telur di Palabuhanratu mengalami kenaikan. Penyebabnya, cuaca yang tak bersahabat membuat pasokan barang menurun. Dampaknya, penjual nasi pun terpaksa turut mengerutkan kening lantaran harus menaikan harga dagangannya.

Informasi yang dihimpun, kenaikan harga dua komoditas ini sudah berlangsung selama sepekan. Bahkan, khusus untuk dua komoditas tersebut bisa dibilang agenda rutinan bila menjelang pergantian tahun harganya merangkak. Sebelum mengalami kenaikan, harga daging ayam hanya Rp30 ribu perkilogramnya.

Bacaan Lainnya

Namun sekarang harganya menjadi Rp34-35 ribu perkilogramnya. “Setiap mau pergantian tahun, pasti harga-harga naik. Selaku pedagang, kami juga terpaksa harus menaikan harga. Jujur saja, kami juga tidak mengerti, seperti sudah menjadi rutinan,” ujar Salbilah (40), pemilik warung nasi di Jalan Siliwangi, Kampung Jamban, Kecamatan Palabuanratu, kepada Radar Sukabumi, kemarin (14/12).

Sebelum harga daging dan telur naik, biasanya Salbilah menjual satu potong daging ayam dengan harga Rp6 ribu dan telur Rp3 ribu. Namun setelah naik, maka harga pun naik dengan masing-masing Rp2 ribu. “Ya repot juga, omset harian soalnya menurun,” akunya.

Karena kondisi ini, Salbilah pun berharap pemerintah segera turun tangan untuk kembali menstabilkan harga. Selaku pedagang kecil, tentu ia dan juga beberapa pedagang lainnya berharap mendapatkan keuntungan seperti hari-hari biasanya. “Saya mengharapkan pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk menurunkan harga komoditas ini,” pungkasnya.

Salah seorang pedagang telur di Pasar Palabuhanratu, Nasrudin Nasihin (45) mengatakan, kenaikan harga daging dan telur ayam merupakan proses yang wajar dari kondisi di pasar. Hukum pasar menyatakan, ketika

permintaan tinggi dan persediaan berkurang maka harga cenderung naik. Terlebih selama tahun baru sekarang kebutuhan telur dan daging sangat tinggi ditambah harga pakan juga mengalami kenaikan. “Tapi ini kan sifatnya sementara, nanti juga harga bisa turun dengan tiba-tiba,” tandasnya.

Menurutnya, kenaikan harga telur menjelang tahun baru ini akibat minimnya pasokan. Pasalnya, setiap musim hujan biasanya pasokan tersendat, dikarenakan banyak ayam yang mati mendadak kerena terserang virus. “Kenaikan harga saat ini menurut saya wajar karena tidak terlalu signifikan,” tandasnya.

(cr1/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *