Lina Ruslinawati : Kita Diharagai Oleh Bangsa Lain Karena Keberagaman

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati saat melakukan sosialisasi
SOSIALISASI : Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati saat melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Sukabumi.

SUKABUMI — Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati menyebutkan, sebagai bangsa yang beragam tentunya masyarakatnya bisa saling tolerasi dalam menjalankan kehidupan di masyarakat, hal itulah yang membuat Indonesia dihargai bangsa luar karena keberagamannya. Pernyataan tersebut keluar dari anggota DPRD Jawa Barat Fraksi Gerindra saat melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Sukabumi.

“Kita Dihargai Oleh Bangsa Lain Karena Keberagaman yang bersatu, memang mayoritas di Indonesia umat Islam, menurut saya islam yang terbaik, tetapi jangan lupa kita juga memiliki saudara yang berbeda kenyakinan baik dari segi budaya, suku dan agama dan itu menjadi salah satu kekuatan jika kita saling bersama membangung bangsa kita lebih baik lagi, “jelas Lina

Bacaan Lainnya

Meski begitu, dalam bertoleransi tentunya jangan sampai kebablasan dengan mencoba memasukan idelogi diluar pancasila yang mengancam NKRI sebagai landasan bangsa ini. Dengan adanya sosialisasi 4 pilar kebangsaan kepada BKPRMI ini diharapkan mereka menjadi kepenjangan pemerintah untuk menguatkan kembali nilai-nilai pancasila di masyarakat.

“Jangan sampai negara kita tinggal nama, jika nilai pancasila ditinggalkan. Saat ini, kita dicoba diobok-obok oleh pihak asing dengan gaya baru mulai dari budaya dan teknologi yang merusakan pemikiran masyarakat. Untuk itu jangan sampai budaya kita yang ketimur-timuran bergeser dengan budaya barat yang kebablasan, “tegasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, diharapkan dengan adanya sosialisasi ini, BKPRMI bisa menjadi katalisator di masyarakat. Mereka diharapkan bisa menyampaikan implementasi arti dari pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika tidak sebatas pengetahuan saja tetapi harus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

“Sebagai contoh, jika ada permasalahan dan salah faham harus diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat, hal itu tercantum dalam sila ketiga dan ke empat. Inilah idelogi yang harus dijalankan masyarakat, semisal budaya gotong-royong merupakan salam satu pengamalan pancasila, “terangnya.

Jangan sampai di masyarakat timbul bahasa, jangankan mengamalkan pancasila dan UUD 1945, menghafal butir-butir pancasilanya juga tidak mengetahui, tentu ini menjadi satu masalah besar bangsa ini. Untuk itu perlu adanya edukasi secara terus menerus kepada generasi bangsa ini.

“Solusinya perlu edukasi dan diskusi soal faham pancasila kepada masyarakat, caranya dengan sosialisasi 4 pilar ini, “tandasnya. (adv)

Pos terkait