Tol Cianjur, Tahap I Ciranjang-Padalarang Dibangun Tahun Ini

Ilustrasi jalan tol Cianjur-Bandung

CIANJUR – Menindaklanjuti perencanaan pembangunan jalan tol yang dibahas oleh Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ke Kabupaten Cianjur pekan lalu, Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman langsung menggelar rapat dengan sejumlah OPD terkait.

Rencana pembangunan jalan bebas hambatan ini sudah masuk ke dalam revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

“Jadi di dalam RTRW kita yang revisi sudah masuk dan di provinsi juga sudah masuk, jadi memang rencana ini (jalan tol, red) harus masuk ke RTRW kita,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Cianjur, Agus Indra.

Tahap pertama pembangunan jalan tol tersebut dilakukan di wilayah Ciranjang-Padalarang disambung Rajamandala-Cipularang dengan panjang 14 kilometer dengan melintasi empat kecamatan.

Yakni Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Ciranjang, Kecamatan Bojongpicung dan Kecamatan Haurwangi.

Lanjutnya, jalur tahap pertama ini nantinya akan terhubung dengan jalur yang dari Sukabumi. Tahapan saat ini yang dilakukan adalah membuat Deteil Enginering Desing (DED) oleh konsultan Pemerintah Pusat dari Jasa Marga.

“2019 itu sudah mulai pelaksanaan,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mempersiapkan pembahasan lintasan-lintasan yang akan kena jalur tol seperti jalan kabupaten dan desa. Rencananya minggu depan akan dilakukan pembahasan kembali dengan Bina Marga.

Di sisi lain, hadirnya jalan tol di Kabupaten Cianjur ini ada hal yang harus diperhatikan. Seperti masyarakat kecil yang memiliki usaha di sekitar Jalan Ciranjang. Meskipun memang akan memberikan dampak akses yang cepat.

Pengamat Ekonomi Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, Herlan Firmansyah menuturkan, terhadap pasokan barang antar kota membantu mempercepat proses distribusi. Sebaliknya pun sama, bagi masyarakat yang aktivitasnya di Bandung juga menjadi lebih efisien.

Namun, bagi sektor ekonomi masyarakat yang mengandalkan konsumen terbiasa melintasi jalur utama Cianjur seperti pedagang manisan dan juga oleh-oleh pasti akan mengalami penurunan permintaan dan omset akan turun, karena calon konsumen potensial beralih ke jalur tol.

“Seperti contohnya tol Cipularang, jelas sekali sudah mematikan rumah makan, bengkel dan beberapa pusat oleh-oleh Cianjur,” paparnya.

Pada dasarnya, lanjut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) ini menambahkan, jalan tol itu tidak serta merta memberi dampak baik bagi ekonomi rakyat, akan ada yang diuntungkan, di sisi lain akan ada pula yang dirugikan.

“Akan ada yang terdisrupsi/terbunuh oleh kebijakan pembangunan jalan tol,” tuturnya.

(radar cianjur/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *