Raih Penghargaan Menari, Terbitkan Komik Sendiri

Regina Falecia Hadi Putri, siswa kelas VII Sekolah Ciputra, memang multitalenta. Belum genap 13 tahun, dia sudah jago menari hiphop, balet dan dansa. Selain itu, dia pandai melukis dan bermain piano. Tidak sekadar bisa, dia juga sudah mendapat penghargaan.

HISYAM AL?ASYIAH

LEMARI penghargaan Regina pasti sudah penuh. Yang terbaru, dia baru saja mendapatkan medali dalam lomba menari dansa di Kejuaraan Perak International Dance Championship 2018 di Malaysia. Bersama Sebastian Maximilian, pasangan dansanya, Regina mengikuti sejumlah kategori beginner dan berhasil meraih juara tiga serta juara dua dari dua kategori.

Sebelumnya, Regina menjadi juara tiga dalam Kejurnas XII Ikatan Olahraga Dancersport Indonesia di Medan pada September 2018 untuk kategori junior. Tidak hanya menari bakat yang dimiliki Regina. Pada 2013, dia juga membuat komik. Temanya Princes Camp School. Komik itu sempat terbit dan dijual secara komersial melalui jaringan toko buku Gramedia.

Kemampuan anak perempuan kelahiran Manado, 20 Juni 2006, itu mulai diketahui Imelda Chandra, ibunya, sejak berumur dua tahun. Sejak itu Regina terlihat selalu aktif. Jika sendirian, dia pasti menggambar. Saat menggambar, dia dilihat keponakan Imelda yang kebetulan seorang arsitektur. ’’Eh, Regina punya bakat sebagai
pelukis,’’ ujar Imelda mengulang pujian Rolan, paman Regina, yang melihat pola garis yang dibuat Regina ketika itu.

Imelda dan Soehadi, suaminya, mengakui bahwa prestasi yang diraih putrinya tersebut tidak jatuh dari langit seketika. Tetapi lewat proses belajar dan latihan yang tidak gampang. Butuh ketahanan mental, manajemen waktu dan tingkat konsentrasi yang tidak mudah dimiliki anak lainnya. ’’Saya aja yang lihat pusing dengan kesibukannya. Tapi, anaknya sendiri malah enjoy,’’ ucap Imelda terheran dengan anaknya.

’’Dia posisinya aktif sekolah, kemudian harus menyalurkan kesukaannya dalam berbagai bidang itu,’’ tambahnya. Yang paling mencengangkan Imelda, kemampuannya membagi waktu. Sekolah dan belajar tetap berjalan seperti biasa. Nilainya lumayan bagus. Tiga kali seminggu harus latihan dansa, balet dan kadang juga main piano. Setelah itu mengikuti kejuaraan, terlebih untuk dansa. ’’Dia bisa membagi waktu dengan baik,’’ tuturnya.

Selain itu, Imelda mengatakan menyukai karakter putrinya yang terlihat suka tantangan dan mencoba apa saja. Imelda mengatakan bahwa dirinya memang mendidik anaknya untuk mencintai proses, bukan hasil. Terserah dia mau dapat apa dan juara berapa. ’’Saya menyebut keberhasilan itu selalu melewati proses. Proses inilah yang tidak mudah,’’ katanya.

Menggambar, misalnya. Meski sejak dua tahun suka menggambar dan talentanya diketahui, setelah itu dia terus berlatih lewat guru privat dan latihan-latihan. Untuk dansa, meski sudah mengikuti event di tingkat internasional dan juara, fokus latihannya bisa dibilang baru beberapa bulan. ’’Di umur 6 tahun Regina memang sudah senang berdansa. Tetapi, dia baru menemukan pasangan dan guru privat dansa yang cocok,’’ lanjut Imelda.

Latihan dansa itu awalnya memang untuk mengisi acara pernikahan teman-teman Imelda dan pertunjukan kecil-kecilan di sekitar Surabaya. Tidak disangka, baru sekitar dua bulan berlatih dansa, Regina diundang ke Balai Sarbini, Jakarta, dan show bersama Titiek Puspa serta Addie Muljadi Sumaatmadja (MS) dalam konser Persembahanku pada 27 Agustus 2017. ’’Saya jadi gemetaran dengar dia diundang ke Jakarta,’’ ucap Imelda.

Karena menemukan pasangan dansa yang tepat dan guru privat yang cocok, saat show dansa di Ciputra World, Regina diikutkan sebagai salah satu atlet dansa. Dia mewakili Jawa Timur yang dipersiapkan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Regina sendiri mengatakan enjoy dengan segala aktivitasnya yang seolah tidak pernah berhenti. Yang paling utama, dia mendapat banyak teman dari luar negeri. ’’Sampai sekarang, kami masih suka contact,’’
katanya.

 

(*/c15/ano)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *