Melihat Lebih Dekat Gang Lipur Kota Sukabumi

Pasar loak tertua dan masih eksis di Kota Sukabumi adalah Gang lipur. Lokasi pasar ini berada di lorong sepanjang sekira dua ratus meter yang terletak di sekitar Pancuran Kembang, Jalan Jend Ahmad Yani, Kota Sukabumi. Sejak kehadirannya pasar barang bekas ini menjadi alternatif perburuan masyarakat, dari kalangan berduit hingga berekonomi rendah pun berdatangan untuk berburu barang yang diinginkan. Untuk lebih dalam mengenai gang fenomenal tersebut, berikut liputannya.

Sasqia Putri R, PKL Radar Sukabumi

Pada umumnya kegiatan berbelanja identik dengan mall atau pasar swalayan. Tapi bagi anda para pencinta barang bekas yang berdomisili di Sukabumi, tak ada salahnya meluangkan waktu sejenak berkunjung dan berbelanja ke pasar loak yang berada di Gang Lipur. Jangan membayangkan pasar yang luas, lokasi pasar ini ada di lorong yang panjang terletak di sekitar jalan Jend Ahmad Yani Kota Sukabumi.

Meski berada di gang sempit sebagian pedagang menempati lapak atau kios dengan cukup nyaman ada yang permanen ada juga yang non permanen. Sesuai dengan namanya, pasar ini menjual segala macam barang bekas pakai seperti yang dijejerkan oleh penjual beragam bentuk. Mulai dari radio, televisi, mesin cuci, jam tangan,baju bahkan spare part mesin pun ada di sini.

Seperti yang dikatakan salah seorang pedagang elektronik bekas Budi Sudiansah (45) mengatakan, sejak berjualan tahun 1970 hingga sekarang kondisi penjualan trennya semakin kurang membaik seiring dengan sedikitnya pelanggan. Khusus untuk Budi, hanya menjual televisi, mesin cuci, dan tape jaman dulu. Karena hal itu paling diminati oleh masyarakat. Berdasarkan pengakuan Budi, pelanggannya lebih banyak sekarang dibandingkan zaman dulu yang datang kelapaknya.

“Saya berjualan sudah lama dari kecil dulu mah banyak yang jualan disini sekarang mah cuman beberapa paling banya mesin yang diatas, terus sekarang lebih banyak yang jual mungkin karena keperluan kebutuhan jadi banyak yang jual,”ujar Budi kepada Radar Sukabumi, belum lama ini.

Budi mengaku, memlih berjualan di Gang Lipur karena meneruskan dari nenek moyang sudah tradisi keluarga budi untuk menjadi tukang barang bekas dan pendapatannya pun menjamin untuk memnafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga. “Awalnya kakek saya jualan kayu jati tapi sekarang sudah meninggal, kakak saya ada di bawah jualan juga elektronik, lumayan lah sehari bisa menjual empat sampai lima unit cukup,” pungkasnya.

Meski mulai sepi transaksi, pedagang di Gang Lipur tetap dibutuhkan oleh orang yang butuh uang cepat karena terdesak dengan menjual barangnya. “Kalau saya kepepet butuh uang puluhan ribu rupiah mah, Gang Lipur bisa diandalkan, habis pinjam ke orang malu, asal ada barang di rumah yang bisa saya jual ke Gang Lipur,” kata solehun(52) yang menjual jam tangan. (*/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *