Kisah Si Juru Parkir yang Ingin Mendonorkan Mata untuk Penyidik KPK

Kusuma Hartanto(50)atau yang akrab disapa Sanchoz, pria berkacamata asal Kampung Skip RT05/09, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi ini patut diacungi jempol.

Sebab demi mengabdikan diri kepada negara, pria yang saban hari bekerja sebagai juru parkir di Jalan RE Martadinata ini rela mendonorkan mata sebelah kiri untuk Penyidik KPK Novel Baswedan.

Keinginannya itu sampai viral di media sosial (Medsos), hingga tidak sedikit orang yang mendatanginya untuk memberikan bantuan dan dukungan. Seperti apa kisahnya? Berikut ceritanya.

BAMBANG SURYANA, Sukabumi

Pria yang akrab disapa Sanchoz ini memutuskan menjadi muallaf sejak 1996, lalu. Berawal dari menonton berita di salah satu televisi tentang kepulangan Penyidik KPK Novel Baswedan ke Indonesia, setelah melakukan pengobatan mata sebelah kirinya dari luar negeri.

Saat itu, dirinya mengaku merasa terpanggil untuk membantu penyidik senior itu dengan berniat mendonorkan mata sebelah kirinya. Beberapa hari kemudian, ia bercerita bahwa berempati kepada Novel dan menanyakan bagaimana caranya ingin mendonorkan bola mata tersebut.

Temannya sempat menganggap Sanchoz hanya bercanda. Tetapi, setelah beberapa hari ia terus mengutarakan niatnya itu dan langsung diposting di media sosial (Medsos).

Tanggapan positif terus berdatangan, dari berbagai netizen sampai viral.
“Setelah di upload ke medsos, jadi banyak yang datang untuk membantu saya,”kata Sanchoz saat ditemui Radar Sukabumi, kemarin(2/3).

Namun, dirinya sempat bingung karena tidak mendapatkan izin keluarga untuk mendonorkan matanya itu. Tetapi, lama kelamaan keluarganya memberikan izin karena keteguhan Sanchos sebagai pengabdian dirinya kepada negara.
Singkat cerita, Sanchoz kini dikenal masyarkat.

“Bahkan bukan hanya dari media yang mendatangi saya, tapi banyak yang datang sampai ada yang mau memberangkatkan saya untuk umrah,”tutur pria ramah ini.

Tetapi, dirinya tidak mengetahui siapa yang mau memberangkatkan untuk beribadah ke Tanah Suci itu. Sebab, orang dengan panggilan hamba Allah SWT tersebut tidak mau diketahui identitasnya.

“Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali dan berterimakasih kepada semua yang memberikan support kepada saya, bahkan memberikan penghargaan,” paparnya.

Pria yang kerap menggunakan peci hitam dengan kacamata itu menjelaskan bahwa saat ini sudah mempersiapkan diri untuk berangkat umrah. Mulai dari membuat paspor dan lainnya. Tidak hanya itu, Sanchoz mendapatkan kesempatan juga untuk bertemu langsung dengan Novel Baswedan yang difasilitasi oleh salah satu stasiun televisi.

“Antara sedih, haru, senang dan grogi itu menyatu dalam diri saya sekarang. Saya tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan seperti ini sebelumnya,”ujarnya.

Pertemuannya dengan Novel Baswedan diagendakan pada 6,7,8 Maret 2018 mendatang. Sedangkan keberangkatan umrahnya dijadwalkan pada 6 April 2018. “Meski mendapatkan kesempatan untuk berumrah, tapi saya masih bingung karena anak saya masih duduk di bangku kuliah di salah satu universitas Sukabumi,”ulasnya.

Jadi, tadinya ia bermaksud untuk mengalihkan keberangkatan umrah agar bisa dijadikan beasiswa untuk kelanjutan kuliah anaknya.
Ia berharap universitas dapat memberikan beasiswa kepada anaknya yang kini masih semester 7.

“Ya, saya berterimakasih banyak kepada Kemenag Kota Sukabumi dan pihak lainnya yang sudah mendorong saya hingga semua proses bisa lancar. Mudah-mudahan semua bantuan yang diberikan kepada saya, bisa menjadi ladang amal dan bisa berkah,”doanya.(*/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *