Gurihnya G-Opak Khas Geopark Ciletuh

G-Opak Surade memiliki empat varian rasa seperti original, seafood, chicken dan cokelat.

SUKABUMI,RADARSUKABUMI.com – Di tengah maraknya produk makanan ringan modern di pasaran, ternyata masih banyak jajanan tradisional yang tetap eksis hingga kini.

Hanya saja perlu diberikan inovasi pada bentuk dan kemasan, agar terlihat cantik dan modern.

Bacaan Lainnya

Salah satunya opak.

Salah satu makanan tradisional olahan dari beras ketan ini merupakan salah satu ciri khas wilayah Surade, Kabupaten Sukabumi.

Saat ini sedang viral, lantaran makanan jadul itu kini berubah menjadi makanan modern dengan beragam rasa dan kemasan menarik.

G-Opak Surade, adalah brand makanan tradisional opak Surade yang saat ini sedang digandrungi oleh anak-anak muda khususnya wisatawan yang berkunjung ke Surade.

Kepada Radar Sukabumi, pemilik usaha G-Opak, Dian Herlina (34) mengatakan bahwa usahanya dirintis sejak 19 September 2017.

Memiliki nama usaha rumah produksi Pawon Moghes yang berasal dari bahasa Sunda.

Pawon yang artinya dapur, Moghes singkatan dari Mojang Surade, yang berarti Surade nama daerah yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Sementara nama G- Opak sendiri terinspirasi dai “G” yang berarti Geopark Ciletuh dan opak.

Berawal dari hobinya yang jalan-jalan, Dian berkeinginan membangkitkan kembali semangat Kartini pada
kaum wanita khususnya di daerah Surade-Pajampangan.

Menjadikan wanita mandiri mampu berdikari, berdiri
tegak di tengah-tengah perkembangan zaman khususnya bidang perekonomian.

Serta mencoba merubah mindset
anak-anak muda Surade yang kebanyakan berorientasi menjadi buruh pabrik, TKW/ TKI itu lebih
baik ketimbang kerja berwirausaha di daerah sendiri yang justru banyak sekali potensi alam yang dapat
dikembangkan yang ada di bumi Pajampangan.

Apalagi wilayah ini merupakan salah satu dari kawasan Unesco Global Geopark (UGG) Kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu.

“Awalnya itu dari hobi jalan-jalan ke luar kota, suka ditanyain oleh-oleh Surade apa nih? Saya bilang opak, makanya kalau ke luar kota itu yang pertama ditanyain mana opaknya,” ujar wanita yang juga aktif mengajar kursus Sempoa Mental Aritmetika (ASMA) di Surade ini.

Berawal dari itu, Dian pun mencoba memasarkan makanan khas daerahnya untuk menjadi ladang bisnis.

Awalnya Dian mengambil opak dari para pengrajin lokal, dan dikemas ulang dengan sedikit dipercantik dan dijual melalui online shop.

Berjalannya waktu, permintaan pun semakin meningkat.

“Awal jualan itu rasa opaknya masih yang original asin sama manis, ukurannya pun masih yang original yaitu +10cm diameter lingkarannya cukup besar memang untuk dibawa oleh-oleh,” terangnya.

Karena ukurannya yang cukup besar, membuatnya memiliki banyak pengalaman buruk seperti pada saat pengemasan pengiriman jarak jauh via ekspedisi, tidak sedikit konsumen yang komplain karena opak dalam keadaan tidak utuh (remuk,red) saat tiba ditujuan.

Tak mau terus merugi, akhirnya tercetus ide untuk berinovasi mulai dari mengubah ukuran dan rasa.

“Kalau yang sekarang ukurannya lebih kecil-kecil berdiameter + 4cm, jadi bisa sekali suap dan membuatnya ini lebih praktis saat dibawa-bawa,” terangnya.

Selain berinovasi dengan ukuran, kini G-Opak Surade juga memiliki empat varian rasa seperti original, seafood, chicken dan cokelat.

Kemasannya menggunakan alumunium foil.

Desain yang disajikan dalam kemasan selain informasi seputar produk, dicantumkan pula beberapa kawasan wisata yang ada di Geopark Ciletuh Palabuhanratu.

“Hingga sampailah pada tahap pemberian brand saya gunakan nama G-Opak plesetan dari Opak dan Geopark yang buat jadi satu.

Dengan harapan ketika orang memakan G–Opak mereka
akan ingat dengan kawasan wisata dan berkunjung ke Geopark,” harapnya.

Kini produknya mulai banyak dipesan mulai dari luar kota sukabumi, nasional hingga ke luar negeri seperti Sukabumi, Bandung, Bogor, Jakarta, Bekasi dan Garut, sementara untuk di luar pulau jawa pemesanan sudah merambah ke Kalimantan, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Makasar.

Bahkan G-Opak sendiri sudah pernah mendapatkan pesanan ke luar negeri seperti Hongkong dan Uni Emirat Arab (UEA).

“Biasanya untuk yang ke luar negeri itu para TKW asal Surade yang kebetulan bekerja di dua negara tersebut,” tuturnya.

Selain menjual produknya melalui online, kini G-opak juga mudah ditemukan di toko-toko ritel.

“Rencana mau ada pesenan juga untuk di jual di Alfamart, kemarin dari pihak Alfamartnya sudah ada permintaan harga, mudah-mudahan lolos,” harapnya.

Kini Dian pun sudah memiliki tujuh orang pegawai, ia pun berharap bisa menyerap SDM sebanyak–banyaknya terutama masyarakat sekitar.

Untuk memenuhi kebutuhan akan persediaan bahan baku, pihaknya bekerjasama dengan para petani lokal dengan akad kerjasama.

“Dulu sempat bahan bakunya itu kita beli di pasar, tetapi kita sering kewalahan soalnya kualitasnya kurang bagus jadinya suka berpengaruh ke produk hasilnya suka jelek,” keluhnya.

Dari pengalaman pahit itulah, Dian pun mulai melibatkan para petani lokal yang fokus menanam beras ketan di sawahnya.

Hasil dari panen tersebut nantinya akan ia gunakan untuk produksi.

Dalam satu kali produksi, menghasilkan 100 pcs G-Opak atau 15 kg beras ketan.

G-Opak dibanderol Rp18 ribu per pcs.

“Insya Allah target kedepan pengen punya toko G-Opak sendiri di Jampang,” pungkasnya.

(wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *