Penyakit Jantung Koroner Bisa Diatasi, Simak Caranya

Hospital Bogor BMC, dr Bayu Arif Permana SpJP (K) FIHA
Dokter Spesialis Jantung Mayapada Hospital Bogor BMC, dr Bayu Arif Permana SpJP (K) FIHA

BOGOR Jantung merupakan organ vital bagi manusia. Kesehatan organ jantung perlu dijaga sebaik mungkin, sebab jika tidak akan membawa dampak fatal bagi penderitanya.

Dokter Spesialis Jantung Mayapada Hospital Bogor BMC, dr Bayu Arif Permana SpJP (K) FIHA mengungkapkan, sejumlah penyakit berpotensi menyerang organ jantung.

Bacaan Lainnya

Salah satu yang terpopuler ialah penyakit jantung koroner. Penyakit ini amat berbahaya jika dibiarkan tanpa ada penanganan. Sebab dapat menimbulkan serangan jantung yang kerap merenggut korban jiwa.

Dokter Bayu menjelaskan penyakit jantung koroner disebabkan adanya penyempitan aliran darah di pembuluh darah koroner. Penyempitan inilah yang perlu ditangani dengan segera karena jika tidak akan terus bertambah dan menjadi penyumbatan

“Kalau sudah tersumbat maka aliran darah ke otot jantung akan terhenti, otot jantung tidak mendapat pasokan darah akhirnya timbul kerusakan otot jantung atau yg lebih dikenal dengan serangan jantung.
(aluran darah tidak ada, dan otot jantung tidak bisa mensupply kembali darah hingga akhirnya timbul serangan jantung,” jelasnya.)

Maka dari itu perlu adanya terapi penanganan pada penyakit ini. Dokter Bayu menyebut terapi yang dilakukan bergantung dari derajat penyempitan dan jumlah penyempitannya.

“Kalau 20-30 persen cukup dengan obat obatan. Ini dilakukan bukan untuk menghilangkan penyempitan melainkan menghambat terjadinya penambahan penyempitan yang sudah ada,” terangnya.

Sedangkan pada kondisi penyempitan 70-80 persen dan sudah memberikan keluhan pada pasien maka terapi yang dilakukan yakni dengan pemasangan ring atau cincin. Hal ini dilakukan untuk membuka penyempitan yang terjadi

Pemasangan cincin ialah penanaman logam di pembuluh darah supaya membuka alirannya agar terbuka lebih besar sehingga penyempitannya berkurang.

Cara lain yakni dengan operasi by pass. Operasi tersebut dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari kaki atau pun dada yang kondisinya masih bagus, kemudian disambungkan ke pembuluh darah yang mengalami penyempitan.

“Tingkat keberhasilan pemasangan ring cukup bagus sebesar 95 persen. Tapi tidak menutup kemungkinan terjadi komplikasi atau masalah lain,” tutur Dokter Bayu.

Ia menekankan dengan dipasangnya ring bukan berarti penderitanya dapat hidup bebas semaunya. Setelah pemasangan ring mereka harus mejaga kondisinya dengan maksimal yaitu dengan minum obat teratur, menjaga kolesterol dan gulanya, dan berhenti merokok.

Hal tersebut penting dilakukan katena jika tidak maka akan timbul kembali penyempitan pada pembuluh darahnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *