Rupiah Menguat, Dampak Isu Berakhirnya Perang Dagang

Ist GEPOKAN: Uang pecahan Rp100 ribu.

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore (25/6) menguat, di tengah ekspektasi pasar akan berakhirnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Rupiah menguat 22 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.125 per USD dari sebelumnya Rp14.147 per USD.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan pasar tengah menyoroti perkembangan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di sela-sela KTT G20 akhir pekan ini.

“Jalan menuju damai dagang semakin terbuka, kala Trump dikabarkan akan menerima dengan senang hati apa pun hasil pertemuan tersebut. Beijing pun siap bernegosiasi dengan Washington” ujar Ibrahim.

Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Shouwen pun menegaskan kedua pihak siap berkompromi untuk mencapai kesepakatan.

Dialog disebut akan berlangsung dengan prinsip saling menghormati demi kepentingan bersama.

Selain itu, IMF pada Senin (24/6/2019) lalu memperingatkan akan peningkatan risiko jangka menengah terhadap ekonomi AS.

Mendalamnya perang dagang yang sedang berlangsung merupakan risiko material terhadap ekonomi AS.

Prospek pelonggaran moneter yang dilakukan oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) yang mengisyaratkan siap untuk menurunkan suku bunga akhir tahun ini untuk melawan perlambatan ekonomi global yang diperburuk oleh ketegangan perdagangan global pun dinilai sangat wajar.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp 14.144 per USD.

Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.104 per USD hingga Rp 14.144 per USD.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 14.138 per USD dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.165 per USD.

(ant)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *