SUKABUMI— Program rekayasa jalan yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi dikeluhkan sejumlah pengemudi angkutan kota.
Sebab, trayek yang biasanya digunakan untuk menunggu penumpang tidak bisa dilaluinya, lantaran harus diputar arahkan.
Hamid, salah seorang supir angkot 08 jurusan Cisaat-Kota Sukabumi mengatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut.
Tentunya, sambung dia, rekayasa jalan ini membuat dirinya kelimpungan mencari penumpang. “Ya, biasanya kita bisa narik angkot sampe kebonjati dan memutar di Jalan Gudang, saat ini diputarkan ke jalan Cikiray. Jadi penumpang yang biasa nunggu di sekitar Selamat dan kebonjati harus berjalan kaki dulu,” ujar Hamid kepada Radar Sukabumi, Rabu (2/2).
Ironisnya, rekayasa jalan ini tidak sejalan dengan adanya kenaikan tarif angkot. “kalau ada perubahan jalan seharusnya ada perubahan ongkos. Tapi pada kenyataannya ongkos dari mulai orang dewasa tidak ada kenaikan. Sampai anak sekolah pun masih tetap segitu, “keluhnya.
Sementara itu salah seorang penumpang angkot asal Sukaraja, Ratih mengaku kebingungan dengan adanya rekayasa Jalan yang dilakukan dinas perhubungan. Dirinya, harus rela berjalan kaki untuk menaiki kendaraan menuju tempat tinggalnya. Padahal sebelumnya, Ia tinggal naik.
“Iya sedikit heran dan bingung harus berputar arah, “aku Ratih
Sementara itu, sebelumnya, Guna mengantisipasi kemacetan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi berupaya melakukan uji coba rekayasa arus lalu lintas dibeberapa ruas jalan. Misalnya saja, rekayasa dilakukan disekitar ruas Jalan RE Martadinata dan Zaenal Zakse.
Kepala Dishub Kota Sukabumi, Abdul Rachman menjelaskan, beberapa pertimbangan rekayasa tersebut adalah telah dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang menyebabkan naiknya volume arus lalu lintas.
“Selain ruas Jalan RE Martadinata dan Zaenal Zakse kami juga menerapkan sistem satu arah di ruas Jalan Ahmad Yani,” kata Abdul kepada Radar Sukabumi, Selasa (1/2).