PT TSS-SCG ‘Ledakan’ Gunung Guha?

Selain itu, warga juga memprotes terkait aktivitas tambang yang beroperasi selama 24 jam non stop serta mengeluarkan suara bising dan getaran. Kebisingan itu, tak hanya terjadi di siang hari saja, tetapi di malam hari waktu warga istirahat juga, mereka kerap melakukannya.

“Kalau di siang hari suara dan getaran tidak terlalu terasa. Ya kalau malam hari, getaran itu sampai mengguncang rumah, karena lokasi tambang dengan rumah saya berjarak sekitar 30 meter. Bisa dibanyangkan, aktivitas tambang yang menggunakan alat manual saja kondisinya sudah seperti ini. Apalagi kalau nanti perusahaan itu menggunakan bahan peledak, pasti getaran dan kebisingannya lebih keras,” tandasnya.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, warga memprotes terkait aktivitas pertambangan PT TSS tersebut. Bahkan, dirinya mengaku beberapa bulan terakhir warga kampung tersebut, pernah datang berbondong-bondong ke lokasi tambang.
“Ada sekitar tiga bulan yang lalu, warga disini sempat menyantroni lokasi tambang. Karena mereka melakukan aktivitasnya selama 24 jam. Warga disini terus dihantui rasa takut karena setiap setiap harinya terdengar suara bising dan getaran,” bebernya.

Sejak perusahaan asal Thailand itu beroperasi di wilayah tersebut, Acun mengaku warga sekitar belum pernah mendapatkan bantuan dari perusahaan tersebut. “Padahal kampung kami berada di lokasi pertama dengan lahan pertambangan. Jujur, warga disini pernah mendapatkan bantuan pada beberapa tahun lalu, dari PT SCG karena lahan pertanian, rumah dan sarana lingkungan seperti masjid telah diterjang banjir serta lumpur dari perusahaan itu,” paparnya.

Seorang tokoh masyarakat, Ajat (42) warga Kampung Lewidingding, RT 1/1 menjelaskan, saat ini seluruh warga merasa ketakutan setelah mendengar informasi rencana adanya peledakan dalam aktivitas pertambangan di Gunung Guha. “Karena tidak bisa dipungkiri, aktivitas tambang yang menggunakan bahan peledak ini, dapat mengakibatkan bencana longsor dan bangunan rumah warga dikhawatirkan mengalami kerusakan akibat dari getarannya,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya akan melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan warga untuk membahas persoalan tersebut. “Saat kami ngobrol dengan warga, mereka akan menuntut pihak perusahaan agar bertanggung jawab jika nantinya dalam peledakan itu terdapat kerusakan. Intinya, warga meminta supaya PT SCG dapat mengganti rugi akibat dari aktivitas tambangnya. Karena telah membahayakan lingkungan. Selain itu, kegiatan tersebut juga berpotensi terhadap rumah warga bisa menjadi rusak,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Tanjungsari, Dilah Hablillah mengatakan, pihaknya membenarkan dengan adanya informasi bahwa di Gunung Guhan lokasi aktivitas tambang PT TSS, akan dilakukan peledakan. “Pasti warga kami merasa takut, apalagi di Kampung Lewidingding karena lokasi pemukimannya berada di bawah Gunung Guha.

Kami belum mengetahui secara pasti, kapan PT TSS ini akam melalukan peledakannya.

Tetapi, informasinya pihak perusahaan sebelum melakukan peledakan, terlebih dahulu akan melakukan musyawarah dengan sejumlah tokoh masyarakat dan para Muspika Kecamatan Jampangtengah. Katanya, pada bulan-bulan ini, PT SCG akan mengundang Polsek Jampangtengah, Camat Jampangtengah dan tokoh masyarakat untuk mengikuti sosialisasi terkait peledakan itu, yang rencananya akan diselenggarakan di salah satu sekolah yang ada di Kampung Leuwiding-ding,” pungkasnya. (cr13/e)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *