Peningkatan Kualitas Pendidikan Dimulai dari Guru

JARAK JAUH: Guru memberikan materi pelajaran olahraga secara daring di sebuah kelas kosong di SDN Pondok Cabe Udik 01, Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (8/1/2021). Rencana kegiatan belajar tatap muka pada awal Januari di wilayah Tangerang Selatan dibatalkan karena penularan Covid-19 tinggi. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.COM – Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan tengah menyusun Peta Jalan Pendidikan (PJP) 2020-2035. Namun, peningkatan kualitas pendidikan harus diiringi oleh pengembangan kualitas guru.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menuturkan, transformasi peningkatan mutu pendidikan yang saat ini terpuruk, ditentukan oleh kualitas sistem pembelajaran sekolah, yakni yang dikelola guru bermutu dan profesional.

Bacaan Lainnya

Kata dia, terdapat 4 faktor utama untuk ekskalasi kemampuan guru, yaitu standar pendidikan dan kurikulum yang relevan dengan perubahan cepat dan terus menerus. Kedua adalah peningkatan kualitas LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) dan PPG (pendidikan profesi guru) harus ditingkatkan.

’’Sistem pembenahan guru berkelanjutan juga, tidak hanya sekitar 5-7 hari, itu tidak semua guru mendapatkan pelatihan. Keempat asesmen berdasarkan standar pendidikan yang jelas dan terukur,’’ ungkap dia dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi X DPR RI secara virtual, Selasa (19/1).

Nyatanya, meskipun perbaikan mutu pendidikan Indonesia rendah, keempat komponen tersebut tidak disinggung dalam peta jalan pendidikan. Hal ini pun dikhawatirkan akan membuat Indonesia terjebak dalam mutu pendidikan yang rendah.

’’Kita nggak pernah memperbaiki 4 faktor di atas, artinya jika literasi dan numerasi tidak dijaga, jebakan mutu pendidikan akan terus berlaku. Artinya PJP tidak ada urgensi sama sekali,’’ tutur dia.

Selain itu, apalagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi, jika persiapan pemerintah tidak terencana dengan baik, Indonesia tidak akan bisa melompat menjadi salah satu negara maju di dunia.

’’Kalau kita salah melangkah dan tidak tepat menetapkan policy, ini bukan bonus malah sebaliknya, kami belum melihat bagaimana Indonesia menghadapi bonus demografi, betul ada berbagai tren tapi itu sangat praktikal. PJP belum memaksimalkan bonus demografi sebagaimana yang seharusnya diberlakukan,’’ tuturnya. (sai/jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *