Menguak Cerita Mistis di Goa Syekh Ashabul Kafi Tanggeung Cianjur

CIANJUR – Desa Pagermaneuh Kecamatan Tanggeung ternyata memiliki sebuah potensi wisata alam yang terpendam. Obyek wisata ini adalah sebuah goa yang biasa disebut Goa Syekh Ashabul Kafi.

Dari pusat kota Cianjur, rute menuju Goa Syekh Ashabul Kahfi bisa menggunakan jalan raya Cianjur-Sindangbarang jarak yang harus ditempuh sekitar 76,3 km sampai ke pusat pemerintahan Kecamatan Tanggeung, untuk mencapai lokasi goa kembali harus melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat selama tiga jam, jalan yang dilalui akan semakin rusak dan berbatu, selama perjalanan akan disuguhi pemandangan indah di pinggir jalan.

Namun kendaraan tidak bisa sampai kelokasi, untuk sampai ke goa harus berjalan menyusuri hutan sejauh 5 km. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melalahkan, akan terobati saat melihat keindahan alam sangat mempesona di mulut goa. (tonton lengkapnya disni https://www.youtube.com/watch?v=4vgb-kTvXx4&feature=emb_title)

Nama Goa Syekh Ashabul Kahfi belum terknal seperti goa-goa yang lainya di Indonesia, hanya orang tertentu yang butuh ketenangan saja yang biasanya datang ke tempat ini untuk merenungi keagungan alam.

Cerita mistis tentang goa ini memang tidak asing didengar, oleh warga sekitar menurut cerita goa dengan kedalaman lebih dari 5 Km ini merupakan tempat tempat peristirahatan Syekh Ashabul Kahfi sesepuh di Desa Pagermaneuh, yang makamya terletak di atas goa

Menurut Kades Pagermaneh, Dodi Alkahfi, Syekh Ashabul Kahfi adalah seorang ulama yang ikut serta mejadi pejuang melawan Belanda. “Jadi pada jaman dulu Syekh Ashabul Kahfi, ikut berjuang melawan penjajahan belanda sambil syi’ar agama islam,” ujar Dodi.

Dodi mengatakan cerita mistis di goa ini sempat dialami oleh salah seorang petani di Desa Pagermaneuh pada tahun 1995, dimana pada saat itu setelah memetik jagung seorang ibu-ibu masuk kedalam goa, namun tak kunjung keluar, setelah dilakukan pencarian lebih dari satu bulan, ibu-ibu itu tidak ditemukan, pihak keluarga menganggap bahwa ia telah meninggal dunia.

“Setelah tiga bulan, ibu-ibu itu ditemukan di daerah Ciburang, jagung yang dibawanya masih dalam keadaan segar, ia merasa berada di dalam goa hanya satu hari,” ujar Dodi.

Dodi mengatakan, Goa Syekh Ashabul Kahfi ini belum bisa dikatakan sebagai tempat wisata mainstream, meski memiliki pesona yang memikat, keberadaannya belum terlalu diketahui oleh banyak orang. “Kami berencana bahwa goa ini akan dijadikan tempat wisata realigi,” ujar Dodi. (dil)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *