Mengapa Lailatul Qodar Itu Dirahasikan Allah?

Setiap yang Allah ciptakan pasti mengandung hikmah dan rahasianya. Dan setiap hikmah yang Allah ciptakan untuk setiap ciptaannya kemanfaatannya adalah buat manusia bukan buat Alah. Umpanya mengapa Allah menciptakan tulang pada tubuh kita dalam dua jenis, yaitu ada tulang keras ada tulang rawan.

Allah menciptakan hidung dan telingan dengan tulang rawan, tidak dengan tulang keras. Betapa sakitnya ketika kita tidur dengan posisi miring, seandainya tulang telinga keras. Dengan tulang rawan pada kedua telinga itu, maka kita bisa merasakan nikmatnya tidur. Hikmah itu ternyata mengandung rahasia, dan rahasianya itu menjadi satu kenikmatan buat kita manusia, makhluk Allah.

Tetapi, tidak semua hikmah dan rahasia Allah itu bisa diselami dan dikatehui oleh manuisia. Sungguhpun hikmah sesuatu itu diberitahukan Allah, tetapi mungkin saja rahasianya tetap ada dalam ilmu Allah. Ada dua di antara yang dirahasiakan Allah, yaitu “umur yang dengan ajalnya”, dan “Lailatur Qodar dengan Romadhannya”. Kita bisa mengatakan bahwa si A itu usianya 60 tahun umpamanya, ketika dia meninggal atau datangtnya ajal.

Lantas, mengapa umur itu dirahasiakan dengan datangnya ajal? Ini agar kita terus menerus dan tidak henti-hentinya berbuat baik, dan beramal shalih sepanjang waktu dengan selalu menjaga dari perbuatan dosa dan maksiat. Kalau umur dan ajal sesorang diberitahukan oleh Allah, maka dia boleh jadi baru akan beramal shalih manakala sudah mendakti kepada datangnya ajal.

Begitu juga “Lailatul Qodar”, yaitu malam yang begitu istimewa, yaitu dengan jaminan Allah “khairun Min Alfi syahrin, yaitu malam itu lebih baik dari seribu bulan”, itu sudah pasti datang dan turun pada bulan Ramdhan, tetapi tepatnya, pada malam kapan, pada tanggal berapa, “lailatul Qodar” itu turun, tidak ada yang tahu, itu benar-benar rahasia Allah.

Memang ada beberapa hadits yang menyebutkan, pada sepertiga ketiga, yaitu dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan Ramadan, ada lagi satu keterangan pada tangtgal-tanggal ganjil, itu hanya isyarat-isyarat yang tidak memastikan. Hadits-hadits tentang itu memang berdasarkan amalan Rasulullah SAW di bulan suci Ramadan ini, dan itu yang harus kita ikuti dan kita amalkan. Tetapi sekali lagi kapan terjadinya “Lailatul Qodar”itu tetap rahasia Allah.

Rasulullah SAW memberi contoh dengan semakin memperbnanyak amalan-amalan pada malam-malam sepertiga ketiga setiap bulan Ramadan. Beliau lebih sering dan lebih lama i’tikaf di masjidnya pada malam-malam itu dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya.

Pada i;tikaf itulah beliau lebih banyak berdzkir, berdo’a, dan bertobat kepada Allah SWT.padahal beilau sebagai Nabi dan Rasul yang sudah pasti dijamin Allah kesholihannya. Kalau begitu, siapa dan apa yang akan menjamin kesalihan kita kalau bukan amal kita sendiri, terutama amal kita pada sepertiga ketiga bulan Ramadan ini.

Kita boleh berharap, kita beramal tepat pada “Lailatul Qodar” turun, tetapi kita tidak boleh memastikan pada satu saat itulah “Lailatul Qodar” turun kepada kita. Sekali lagi itu adalah benar-benar rahasia Allah. Dan boleh jadi dirahasiakannya turunnya lailatul qodar itu agar kita terus menerus beramal dan meningkatkan amal kita selama bulan Ramadan ini.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *