KLB PD Moeldoko vs PD AHY Semakin Gaduh

RADARSUKABUMI.com – Kisruh di tubuh Partai Demokrat terus berlanjut. Kini, para kader partai tersebut menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di The Hill Hotel dan Resort Sibolangit, Deli Serdang, Jumat (5/3).

Dalam KLB yang digelar hingga Minggu (7/3) tersebut, Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat 2021-2025 mengungguli Marzuki Alie. Meski begitu, Marzuki Alie ditetapkan sebagai ketua dewan pembina. Sementara, Jhoni Allen Marbun digadang-gadang menjadi sekretaris jenderal (sekjen) Partai Demokrat.

Bacaan Lainnya

Jhoni Allen selaku pimpinan sidang definitif KLB mengatakan, ditetapkannya Moeldoko sebagai ketua umum melalui penghitungan suara atau voting berdiri oleh para peserta KLB. Jhoni menjadi pimpinan sidang definitif setelah pencabutan SK pemberhentian dirinya oleh pimpinan sidang sementara KLB.

“Dengan rahmat Tuhan yang maha esa, mengingat dan seterusnya, menimbang dan seterusnya, memutuskan dan seterusnya, menetapkan 1 atas voting berdiri maka Pak Moeldoko ditetapkan sebagai ketua umum 2021-2025, setuju?” kata Jhoni yang disambut jawaban para peserta Kongres dengan serentak menjawab setuju.

Sebelum voting ini, Jhoni memandu para peserta untuk mengajukan calon Ketua Umum. Satu per satu peserta mengajukan usulannya. Dari para peserta ada dua nama calon yang diajukan yakni Moeldoko dan Marzuki Alie.

Karena ada dua nama, Jhoni kemudian meminta para peserta yang setuju mendukung Moeldoko untuk berdiri, dan mayoritas peserta berdiri.

Jhoni juga meminta peserta yang mendukung Marzuki Alie untuk berdiri. Sejumlah peserta berdiri. Namun, jumlahnya kalah jauh dari yang mendukung Moeldoko.

“Dengan demikian, berarti lebih banyak Pak Moeldoko. Maka, dengan rahmat Tuhan, memutuskan, menetapkan atas voting berdiri bahwa Pak Moeldoko ditetapkan sebagai ketua umum 2021-2025,” ujar Jhoni yang kemudian mengetuk palu tanda disahkannya keputusan.

Setelah memilih ketua umum, pimpinan sidang lalu memilih Marzuki Alie menjadi ketua dewan pembina. Keputusan ini berdasarkan SK KLB Nomor 12 KLB PD/III/2021 tentang penetapan ketua dewan pembina.

“Mengingat dan seterusnya, menimbang dan seterusnya, memutuskan, menetapkan, penetapan ketua dewan pembina 2021-2025 yaitu Marzuki Alie,” kata Jhoni lagi.

Menurut dia, terpilihnya Moeldoko sebagai ketua umum sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat. “AD/ART, unsur pimpinan pusat, pimpinan daerah, pimpinan cabang, pendiri Partai dan sayap partai. Unsur ini, dilakukan sesuai dengan tingkatan dan bisa diwakili. Memenuhi korum, sudah kembalikan AD/ART 2005,” jelas dia.

Begitu juga, proses pemilihan Ketum Partai Demokrat. Jhoni menjelaskan melalui proses-proses dan tahapan sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat dengan tidak ada peraturan yang dilanggar.

“Oleh karena itu, bahwa semua dilakukan dengan proses-proses. Adanya surat keputusan dari kongres luar biasa yang kita minta seluruh peserta, apa itu?. Sebagai partai Demokrat, partai Demokrasi,” ungkapnya.

Hasil dari KLB ini, Jhoni mengatakan memberikan kesempatan bagi pihak-pihak luar partai untuk ikut bergabung dan membesarkan Partai Demokrat kedepannya sehingga terciptanya partai demokrasi.

Lebih lanjut Jhoni mengatakan, dalam tata tertib sidang KLB tersebut telah disepakati dan diputuskan seluruh pencabutan Surat DPP tahun 2020/2021 terkait AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) yang melakukan pemecatan terhadap sejumlah pendiri dan kader Partai Demokrat.

Oleh karena itu, segala sesuatu bisa diputuskan dalam forum tertinggi tetapi tetap mengikuti aturan yang berlaku. Keputusan ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2/2011 tentang Partai Politik pasal 5 ayat 2.

“Kita melakukan semua tahapan kongres dengan 12 acara. Pertama, adanya keputusan demisioner terhadap Ketua Umum AHY karena tidak datang dalam konteks pertanggungjawabannya. Kedua, adanya pembahasan AD/ART yaitu mengembalikan AD/ART pada tahun 2005 hasil dari kongres pertama Partai Demokrat, yang intinya tidak ada anggota majelis tinggi. Hal itu supaya tidak ada dua kekuasaan, dengan kata lain normatif,” papar dia.

Selanjutnya, adanya surat keputusan melalui KLB yang diminta persetujuan dari seluruh peserta berasal dari hampir semua perwakilan kader. Ini artinya Demokrat adalah partai yang demokratis, terbuka dan modern, siapapun boleh masuk.

Apabila yang bersangkutan belum memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) dalam proses KLB tersebut, sehingga pada KLB itu disepakati bahwa Moeldoko telah memiliki KTA dengan nomor khusus atau spesial.

Hal ini dilakukan karena keadaan darurat lantaran krisis kepemimpinan. Meski demikian, ada juga calon Ketua Umum yang diusulkan yaitu Marzuki Ali.

“Jadi, semuanya berjalan dengan proses demi proses baik di dalam AD/ART maupun tata tertib KLB yang dihadiri peserta kongres dari unsur DPP, DPD, DPC, pendiri, hingga organisasi sayap partai. Maka dari itu, KLB ini memenuhi kourum dalam mengambil keputusan,” terang Jhoni.

Sementara, Moeldoko yang terpilih menjadi ketua umum mengucapkan terima kasih dan siap menjalankan amanah diberikan kepada dirinya.

“Assalammulaikum. Walau saya diberikan kepercayaan (Ketum Demokrat), saya mau memastikan keseriusan teman-teman untuk amanah ini,” ucap Moeldoko melalui sambungan seluler yang didengar oleh seluruh peserta kongres. Sebab Moeldoko masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Sibolangit dengan menumpang pesawat.

Ia mengatakan, menjadi Ketum Demokrat tidak mudah. Untuk itu, diharapkan kesolidan dan kerja sama dari seluruh kader. ?

“Tidak gampang untuk menjadi ketua umum karena butuh energi, perlu air mata. Ada tugas pokok membantu pemerintah membangkitkan Indonesia dari pandemi Covid-19,” ungkap mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko untuk meyakinkan dirinya terpilih sebagai ketum Demokrat. Ia melemparkan tiga pertanyaan kepada seluruh peserta KLB tersebut.

“Pertama, apakah KLB ini, sesuai dengan AD/ART atau tidak?,” tanya Moeldoko. “Sesuai,” ucap peserta KLB Demokrat serentak.

“Kedua, Keseriusan kalian untuk memilih saya sebagai Ketua Umum Demokrat, serius atau tidak?,” tanya kembali Moeldoko. “Serius,” serentak juga dijawab oleh peserta.

“Ketiga, Sejauh mana keseriusan anda bekerja ?secara integritas menempatkan kepentingan merah putih diatas kepentingan pribadi. Siap atau tidak?,” ucap Moeldoko. “Siap,” jawab peserta dengan kompak.

Dengan menyampaikan tiga pertanyaan itu, Moeldoko merasa yakin. Bahwa dirinya bisa berjuang bersama dengan Partai Demokrat kedepannya. ?”Dengan demikian, saya menghomati dan menghargai keputusan ini. Saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat,” jelas Moeldoko.(ris)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *