Jeritan Warga Sukabumi yang Terdampak Tol Bocimi Seksi IV, Kami Menunggu Kepastian

Kepastian kelanjutan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi III Cibadak-Sukabumi Barat dengan Exit Tol Cibolang ditentukan pada bulan September mendatang
Kepastian kelanjutan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi)

SUKABUMI — Pembangunan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) Seksi III Cibadak Sukabumi Barat dengan ruas Exit Tol Cibolang hingga saat  masih berjalan, bahkan perbaikan Tol Bocimi Seksi II CigombongCibadak ruas exit tol Parungkuda akibat longsor dikabarkan akan selesai di Akhir tahun ini.

Secara keseluruhan Tol Bocimi memiliki panjang 54 km terdiri dari 4 seksi. Seksi 1 Ciawi – Cigombong sepanjang 15,35 km sudah beroperasi sejak Desember 2018 lalu. Kemudian Seksi 2 Cigombong – Cibadak Sudah sempat beroperasi pada Agustus tahun 2023 kemudian longsor. Sementara Seksi 3 Cibadak – Sukabumi Barat sepanjang 13,70 km. Seksi 4 Sukabumi Barat – Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km.

Bacaan Lainnya

Khusus untuk Seksi 4 Sukabumi Barat – Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km sampai saat ini pembebasan lahannya masih terkatung-katung dan bahkan terlihat kurang progres. Salah satunya diungkapkan oleh Grup Gerakan Cepat Tol Bocimi yang didalamnya berisi orang-orang yang terdampak pembangunan Tol Bocimi Seksi 4.

M Abdul Khan salah seorang  warga yang terdampak membenarkan bahwa proses pembebasan lahan tidak jelas progresnya. Ratusan warga mengeluh soal kapan pembayaran ganti ruginya dilakukan.

“Sampai saat ini belum ada kemajuan, terutama di seksi 4 Desa Margaluyu yang mana dari tahun 2018 tidak ada sama sekali progres yang dilakukan, sementara ditempat kami banyak yang mengeluh dan membutuhkan, seperti contoh ada yang pemiliknya yang sudah meninggal ada juga pemilik rumah yang hampir mau roboh tapi tidak direnovasi dikarenakan patok sudah ada,”jelasnya orang yang akrab disebut Kakang.

Menurutnya, masyarakat saat ini dibuat bingung ketika rumahnya sudah rusak dan masih ditempati. Mau dibangun kembali, takut digusur karena sudah ada patok, tidak dibangun membahayakan.

“Hampir warga yang akan terdampak takut untuk merenovasi rumah, alasanya takut dibayar tidak sesuai dengan apa yang sudah mereka renovasi namun disisi lain rumah mereka hampir mau rubuh,”jelasnya.

Selain itu, lanjut Kakang ada juga yang lahannya beberapa kali gagal sewa dikarenakan konsumen melihat patok Tol Bocimi yang tertera, dan merekapun enggan untuk merawat atau menanam sayuran atau tumbuhan dikarenakan mereka takut jika mereka menanam uang ganti ruginya tidak sesuai.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *