Jangan Menghancurkan Kalau tidak Bisa Membangun

JUMLING : Pendiri sekaligus penanggungjawab Baldatun Center Ade Dasep Zaenal Abidin saat memberikan ceramah di Masjid Jami Luqmanul Hakim RW 03 Desa Sekarwangi Kecamatan Cibadak Jumat (17/07).

SUKABUMI — ‘Bisa saja pendapat saya benar dan mungkin anda salah dan bisa saja pendapat saya salah dan pendapat anda benar’ ( Imam Syafi’i), setiap kata atau kalimat yang diucapkan setiap kegiatan Jumat Keliling (jumling) adalah dari sebuah gagasan dan program yang secara konsisten dilakukan bersipat membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya memahami Alquran, hal tersebut dikatakan oleh Pendiri sekaligus penanggungjawab Baldatun Center Ade Dasep Zaenal Abidin.

“Setiap kata atau kalimat yang dibuat untuk membangun bukan bersifat menghancurkan yang sudah ada. Saya mencoba untuk membangun masyarakat kabupaten Sukabumi dengan Alquran diawali dengan membudayakan baca, faham dan Amal, “jelas Ade Dasep seusai melakukan Jumat Keliling ke 25 di Masjid Jami Luqmanul Hakim RW 03 Desa Sekarwangi Kecamatan Cibadak Jumat (17/07).

Bacaan Lainnya

Ketika program yang sudah digulirkan dengan matang, tentunya tidak ada alasan untuk bisa dihentikan. Membangun budaya baca, faham dan amal Alquran bukan perkara mudah. Buktinya, sampai saat ini dirinya bersama lembaga Baldatun baru pada tahapan budaya baca dan faham saja, itu artinya dalam melakukan pembangunan harus dilakukan bertahap. Nah, yang jadi masalahnya ketika ada pembangunan kemudian dikritisi dengan tanpa dasar dengan maksud menghacurkan itu yang salah.

“Jika tidak mampu membangun, saya kita tidak usah mencoba menghancurkan yang sudah berjalan dengan baik. Mari kita lanjutkan, apa yang tertunda mari kita tingkatkan, karena saya ingin membangun politik secara persepsi dan persepsi adalah realitas, “terangnya.

Menjalankan program jumat wakaf Alquran dan jumat menyantuni anak yatim adalah bagian dari menekankan politik moral yang bernilai. Sebagai Koordinator Presidium Majelis Daerah Korps KAHMI Sukabumi priode 2020-2025, Ade Dasep Zaenal Abidin tentunya berkewajiban untuk menjaga merawat NKRI, tak hanya itu dirinya berkewajiban menegakan amar ma’ruf nahi munkar demi terciptanya masyarakat yang lebih religius.

“Termasuk di politik, kita harus bisa memposisikan diri. Yang penting saat ini adalah menyampaikan kebenaran, setelah itu baru membuktikan kebenaran itu sendiri. Ada tahapan belajar, ada tahapan memperdalam hingga faham ada tahapan mengamalkan. Semua dilakukan secara bertahap seperti program budaya Baca, Faham dan Amal Alquran, “jelasnya.

Selain itu orang yang juga sebagai Ketua Komwil PPS-SMI Kota dan Kabupaten Sukabumi, menambahkan bahwa menjadi manusia haruslah berjiwa satria dan bertangungjawab dengan apa yang dilakukannya. Jika benar katakan benar, jika salah katakan salah. Hal itulah yang didapat dirinya di PPS Satria Muda Indonesia.

“Saya besar di PPS-SMI yang kebetulan berulangtahun yang ke 33 tahun, dalam visi dan misinya salah satunya tidak boleh bekhianat, lmu yang didapat hanya akan dipergunakan untuk membela Kebenaran dan Keadilan dan Ilmu yang didapat hanya akan diajarkan kembali kepada yang berhak. Itu saya tekankan juga dalam setiap Jumling kepada masyarakat untuk diadopsi secara umum, “tegasnya.

Dalam politik saat ini, tidak perlu lagi sekadar menerapkan prinsip pejah gesang nderek (hidup dan mati ikut red) pemimpin tanpa punya satu reserve pun kepada pemimpinnya itu. Artinya apa, dalam berpolitik harus bisa dan berfikir kepada kepentingan umum dan masyarakat banyak, jangan sampai ikut-ikutan kepada yang sudah merasa kalah. Karena dalam menjalankan sebuah gagasan harus bisa menyangkut hal yang banyak.

“Tidak perlu lah (pejah gesang nderek red), kita harus mengedepakan perjuangan untuk mewujudkan masyarakat yang diridhoi allah, sebagai sebuah komitmen kita minimal kalau tidak bisa membangun jangan coba-coba menghancurkan yang sudah ada, “terangnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, hal ini sejalan dengan tema pelantikan KAHMI yakni ‘Mengokohkan peran MD KAHMI Sukabumi dalam Pecepatan Pembangunan Sukabumi menuju Masyarakat Adil Makmur yang diridhoi Allah SWT’, dirinya sebagai salah satu kader merasa harus untuk memperkokohkan peran dalam upaya percepatan pembangunan.

Bahkan bukti keseriusan ini akan disaksikan oleh tokoh nasional yang akan melantik seperti Akbar Tanjung yang merupakan politikus senior di Indonesia, Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden era SBY dan Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI) dan Anggota DPR RI Komisi IV, Dedi Mulyadi di di Hotel Agusta Cikukulu pada 2 September mendatang.

“Saya secara pribadi berpesan Jika pernah diberi amanah oleh Allah maka jangan pernah berkhianat, karena sikap orang berkhianat adalah dosa besar dan dijadikan tanda kiamat. Itu berdasarkan hadist sohih, bukan perkataan dari saya pribadi. Maka dari itu, marilah bersadar diri untuk bersama-sama melangkah dalam pembangunan SDM yang berjiwa pejuang bukan pecundang untuk kepentingan masyarakat bersama, “tukasnya. (hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *