Duh.. Sungai Cikaso Jampangtengah Tercemar Asam Sulfat, Puluhan Warga Datangi PT CAI

Cikaso
PROTES : Warga dari Kecamatan Lengkong dan Kecamatan Jampangtengah saat mendatangi PT Clariant Asorbents Indonesia soal dugaan pencemaran limbah di Sungai Cikaso pada Kamis (05/08/2021).(Foto : ist)

SUKABUMI — Aktivitas yang dilakukan PT Clariant Asorbents Indonesia (CAI) membuat sungai Cikaso tercemar limbah Asam Sulfat. Akibatnya ratusan warga yang berada di Kampung Lengkong dan Kecamatan Jampantengah protes dan mendatangi perusahaan yang berada di di Kampung Sirnahurip, RT (25/06), Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong,

Puluhan warga mengecam keras perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan pada penghasil bentonit itu, terkait pengolahan limbahnya. Pasalnya, perusahaan yang berada di wilayah perbatasan Kecamatan Lengkong dan Kecamatan Jampangtengah tersebut, diduga telah mencemari aliran sungai Cikaso.

Bacaan Lainnya

Hendria Nurdiansayah (38) Salah seorang warga Kampung Sirmahurip, RT (25/06) Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, kepada Radar Sukabumi mengatakan, sedikitnya 300 warga dari sejumlah perkampungan yang berada di wilayah Desa Neglasari Kecamatan Lengkong dan Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah telah berbondong-bondong mendatangi PT Clariant Asorbents Indonesia pada Rabu (04/08/2021).

Dikarenakan, demo tersebut tidak menemukan titik temu, akhirnya pada Kamis (05/08/2021) warga melakukan mediasi dengan pihak perusahaan di kantor desa setempat yang difasilitasi oleh Muspika Kecamatan Lengkong dan DLH Kabupaten Sukabumi.

“Iya, tepaksa kami melakukan aksi demonstrasi ke lokasi perusahaan. Karena, perusahaan itu dalam aktivitasnya telah melakukan pencemaran ke sungai Cikaso. Iya, airnya sampai berubah sehingga tidak jernih kembali,” kata Hendria kepada Radar Sukabumi pada Kamis (05/08/2021).

Lebih lanjut Hendria menjelaskan, 300 warga yang melakukan aksi demonstrasi ini, berasal dari kampung yang lokasinya tidak jauh dengan lokasi PT Clariant Asorbents Indonesia. Yakni warrga Kampung Sirnahurip, Cadas Ngampar dan Kampung Bantarsari, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong. Sementara, warga yang melakukan demo yang berasal dari Kecamatan Jampangtengah, Desa Bantarpanjang berasal dari Kampung Bantrpanjang, Pamyumputan dan Kampung Ciomas. “Akibat dari pencemaran limbah dari perusahaan yang mengalir ke sungai itu, dampaknya banyak ikan-ikan yang pada mati,” bebernya.

Bukan hanya itu, ujar Hendria, kini para petani pun tengah dihatui rasa was-was. Pasalnya, saluran air dari sungai Cikaso teresbut, merupakan salah satu aliran sungai untuk mengairi hektaran lahan pertanian padi. Sehingga, mereka merasa khawatir, lahan pesawawahnnya terncam gagal panen setelah aliran sungainya tercemari oleh limbah perusahaan tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *