Adakah yang Mau Mengundurkan Diri?

Fawzy Ahmad

Pukul 11.47 WIB kehebohan itu pun bermula. Publik di pulau Jawa gempar lantaran insiden mati listrik massal. Tapi tulisan kali ini tidak membahas penyebab secara teknis blackout tersebut.

Dan bukan menyinggung kejadian mati listrik hari ini, Minggu (4/8/2019). Tapi membahas kejadian yang cukup lampau, tepatnya pada 16 Agustus 2017.

Bacaan Lainnya

Ada insiden yang sama, tapi bukan di Indonesia.

Di Taiwan.

Saat itu, Taiwan lumpuh total. Sekira 78 persen wilayah di Taiwan mengalami mati listrik massal. Taiwan pun gelap gulita, mati gaya.

Presiden Tsai Ing-wen lantas meminta maaf. Ya, dia duluan yang meminta maaf. Loh, kok bukan Dirut PLN-nya Taiwan yang kali pertama minta maaf?

Entahlah.

Yang pasti tak lama setelah itu, Menteri Perekonomian Taiwan Lee Chih-kung mengundurkan diri dari jabatannya. Sebab kementeriannya adalah yang paling bertanggung jawab atas kejadian blackout massal itu.

Listrik harus tersuplai di negara seluas 36.197 kilomter persergi itu.

Dan setelah Menteri Lee Chih-kung mengundurkan diri, Presiden Tsai Ing-wen meminta maaf lagi. Caranya sangat atraktif dan milenial, presiden minta maaf lewat media sosial Facebook.

Sembari meminta maaf, presiden berjanji bahwa pasokan listrik segera teraliri. Diupayakan secepat mungkin.

Publik Taiwan pun murka. Pemadaman listrik ini berimbas pada 6,68 juta di antara 8,5 juta rumah tangga di Taiwan terdampak.

Kota Taipei, Taichung, Tainan, serta tiga wilayah lainnya di area pusat, barat, dan barat daya.

Semua lampu lalu lintas tidak berfungsi. Restoran dan pertokoan kecil tak bisa beroperasi. Bahkan, banyak kasus orang-orang yang terjebak di dalam lift.

Tahukah hal paling menyeramkan dari peristiwa itu? Suhu udara di Taiwan mencapai 32 derajat celcius. Panas!

Walhasil, 32 juta penduduk Taiwan pun kepanasan. Ya panas luar dalam.

Untungnya di Sukabumi suhu udara masih sangat bersahabat. Adem, sejuk. Sehingga level kemurkaan warga Sukabumi tak seperti warga Taiwan.

Atas kejadian itu pula, Pemerintah Taiwan membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kasus mati listrik terparah sejak gempa Jiji pada 1999 tersebut.

Nah, pada bagian ini, izinkan saya menggunakan teori cocoklogi yang mungkin tidak cocok.

Sekadar informasi, bawa pada Jumat (2/8/2019) lalu, telah terjadi gempa dengan magnitudo 7,4 skala richter. Yang kemudian diaktualisasi oleh BKMG menjadi 6,9 SR.

Mungkinkah kejadian mati listrik di Sukabumi dan pulau Jawa bagian Barat dikarenakan gempa? Entahlah.

Yang pasti, saya menelusuri di medsos. Sejumlah akun memposting link berita tentang kejadian mati listrik di Taiwan.

Yang mengakibatkan seorang menteri mengundurkan diri dan presiden minta maaf.

Salah satu media yang memberitakannya adalah JPNN.com, grup media Radarsukabumi.com. Tepat saya mencari sesuap listrik.

Netizen pun bersabda, apakah Bapak Presiden Joko Widodo akan meminta maaf atas insiden blackout massal di pulau Jawa bagian Barat?

Atau, akankah ada menteri yang mengundurkan diri lantaran peristiwa ini layaknya Menteri Lee Chih-kung?

Mungkin tidak.

Sebab, pertama, permintaan maaf berkali-kali telah disampaikan oleh Plt Dirut PT PLN Sripeni Inten Cahyani. Sekali lagi, permintaan maaf berkali-kali.

Sebab kedua, Alhamdulillah khusus wilayah Sukabumi, sekira pukul 08.50 WIB, listrik nyala kembali.

Sudah bisa nge-charge hp lagi. Sudah bisa nyalakan lampu lagi. Dan sudah bisa nonton tv lagi.

Walaupun dibuat dongkol ketika melihat berita berjalan di televisi bahwa Persib Bandung kalah 0-1 dari Barito Putera.

Ya, Persib kalah lagi.

Jadi, ada gak yang mau mengundurkan diri?

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *