735 Rumah di Kabupaten Sukabumi Rusak Akibat Gempa

SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat 735 rumah warga mengalami kerusakan akibat bencana gempa bumi berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) yang melanda Selasa siang (23/1), pukul 13.34 WIB.

Berdasarkan laporan sementara BPBD hasil pendataan hingga Selasa sore, menunjukan sebanyak 735 rumah warga yang terkena dampak guncangan gempa bumi ini tersebar di 95 desa di 36 kecamatan. Getaran gempa tersebut nyaris dirasakan secara merata hampir di seluruh wilayah Sukabumi, terutama daerah-daerah yang berada di wilayah Selatan Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Dari ratusan rumah terdampak gempa tersebut meliputi 175 rumah dikategorikan mengalami rusak berat. Untuk tingkat kerusakan dalam kategori rusak sedang mencapai 177 rumah. Sedangkan 383 rumah lainnya dinyatakan rusak ringan. Seluruh bangunan rumah tersebut dihuni oleh 114 jiwa dari 403 Kepala Keluarga.

Selain bangunan rumah, gempa yang berpusat di 43 Km arah Selatan Binuangeun, Kabupaten  Lebak, Banten, itu juga merusak enam bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum. Terdiri dari dua bangunan sekolah dasar, masing-masing SD Bojong Koneng di Kecamatan Sagaranten dan SDN Bojong Sari di Kecamatan Kalibunder.

Sementara empat fasilitas umum lainnya yakni RSUD Sekarwangi yang berlokasi di Kecamatan Cibadak, Klinik Bebita di Kecamatan Cicurug, satu bangunan masjid di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug dan bangunan majlis taklim di Kecamatan Cidahu.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengungkapkan dalam peristiwa bencana gempa bumi ini terdapat tiga orang warga mengalami luka akibat tertimpa material bangunan yang ambruk terkena guncangan.

Dari data yang ada menyebutkan dari tiga korban luka itu dua diantaranya merupakan warga Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan dan satu korban lainnya adalah warga Desa Gunung Endut, Kecamatan Kalapanunggal.

Sejauh ini tidak ada laporan yang menyebutkan adanya korban jiwa. “Seluruh anggota dan relawan BPBD diterjunkan di semua lokasi bencana untuk melakukan penyisiran agar tidak ada rumah warga yang terlewatkan dalam proses pendataannya,” jelas Eka. (*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *