Penggunaan Metode Projek Pada Pembelajaran Seni Budaya Di Era Covid-19

Oleh : Linda Herlina, M.Pd
(Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Kota Sukabumi)

Seperti yang kita ketahui bersama pada bulan Maret 2020 merupakan masa darurat kesehatan covid-19 setelah dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana non alam penyebaran corona virus disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana alam Nasional.

Berimbas ke dalam segala bidang, termasuk bidang pendidikan dengan dikeluarkannya surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang kemudian terbitlah surat edaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat No.443/3718-set.disdik tentang Penyelenggaraan Pendidikan dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19 di Provinsi Jawa Barat.

Sekitar enam bulan itulah, persekolahan dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sampai memasuki tahun pembelajaran 2020/2021 saat ini belum ada perkembangan yang berarti, untuk bidang pendidikan dengan berbagai macam kendala teknis dan non teknis, masih tetap berjalan ditempat dengan segala keterbatasannya, kebijakan kurikulum yang dilonggarkan dan penumbuhan pendidikan karakter, keterbatasan sarana dan prasarana, ketidak siapan orang tua mendampingi putra-putrinya belajar dirumah dan permasalahan lainnya, akan berpengaruh pada masa depan generasi penerus bangsa ini.

Di sisi lain SMA Negeri 1 Kota Sukabumi adalah salah satu sekolah yang mendapatkan SK Penetapan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada Tanggal 18 juli 2011 dengan No: 421.9/ 16173- setdisdik .

Ini merupakan tahun ke sembilan semenjak SK itu dibuat, SMA Negeri 1 Kota Sukabumi mencoba menjalankan Seting Pendidikan Inklusif.

Menurut SK Kepala Dinas Pendidikan, pendidikan inklusif merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

SMA Negeri 1 Kota Sukabumi telah menyusun panduan penyelenggaraan Pendidikan untuk masa darurat covid-19 dengan tujuan untuk dijadikan acuan bagi sekolah dalam menjalankan program pembelajaran secara darurat tapi tetap bertujuan untuk tujuan pendidikan secara nasional.

Pembuatan perencanaan pembelajaran akan menentukan langkah nyata dalam pelaksanaan pembelajaran, oleh karena itu strategi dalam perencanaan merupakan hal yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan secara umum dalam kondisi darurat Covid-19 ini.

Penyederhanaan kurikulum dipandang sangat penting supaya siswa tidak terlalu terbebani oleh tuntutan penuntasan kurikulum yang ada dalam setiap mata pelajaran, oleh karena itu dilakukan penyederhanaan kurikulum yang disebut kurikulum darurat.

Pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, oleh karena itu pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik yaitu kebutuhan life skill, penumbuhan karakter dan budi pekerti dan mempersiapkan untuk keperguruan tinggi.

Karakter tiap mata pelajaran tersebut dibagi 3 kategori yaitu mata pelajaran pembiasaan baik, mata pelajaran berbasis pembelajaran projek dan mata pelajaran yang dipersiapkan untuk mempersiapkan diri ke perguruan tinggi.

Mata Pelajaran Pembiasaan baik meliputi : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PKN, PJOK. Mata Pelajaran Berbasis Projek meliputi: PKWU, Seni Budaya, Bahasa sunda. Mata Pelajaran terjadwal meliputi: B. Indonesia, B. Inggris, Sejarah Indonesia, Matematika Wajib, Mata pelajaran peminatan, IPA (Kimia, Fisika, Matematika, Biologi), IPS (Sejarah minat, Sosiologi, geografi dan Ekonomi), IBB (Antropologi, Bahasa dan Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Bahasa asing).

Pembelajaran Jarak jauh untuk mata pelajaran Seni budaya menggunakan metode projek dilaksanakan sesuai dengan Panduan Penyelenggaraan Pendidikan di SMAN 1 Kota Sukabumi untuk masa darurat Covid-19, dalam pelaksanaannya untuk projek tidak semua KD yang ada dibuat projek, namun hanya dibatasi 2 projek dalam 1 semester sehingga tidak memberatkan siswa dan untuk jam pelajarannya dimulai dari pukul 13.00 dengan waktu yang tidak mengikat dan memberatkan, namun tentu saja, siswa diwajibkan untuk mengabsen di setiap minggunya melalui google classroom.

Adapun untuk pemilihan projek melalui google classroom adalah, kuota siswa telah dikirim ke nomor kontak siswa setiap bulannya oleh sekolah sehingga siswa tidak perlu membeli kuota lagi.

Siswa dapat dengan mudah mengirimkan tugas yang diberikan oleh guru dengan waktu yang tidak terikat dan tidak memberatkan, namun tentu saja dengan fase-fase yang telah disiapkan oleh guru dapat terlihat, siswa mana yang dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

Terlihat salah satu siswa yang diidentifikasi merupakan siswa ABK Tuna Grahita tidak pernah hadir dalam pembelajaran online di google classroom, tidak pernah mengabsen dan tidak pernah mengumpulkan tugas selama empat minggu pembelajaran jarak jauh berjalan.

Penulis mencari informasi kepada Guru BK mengenai siswa ABK Tuna Grahita tersebut, kemudian berkonsultasi dengan bagian Kurikulum dan berkonsultasi juga dengan Bapak Kepsek SMAN 1 Kota Sukabumi, Bapak Rachmat Mulyana, S,Pd, M.Hum, karena dengan Pembelajaran di era Covid-19 ini, penulis pikir bahwa penulis harus bisa mendapatkan kepercayaan Siswa ABK Tuna grahita tersebut terlebih dahulu, karena bagaimana pun kami tidak pernah bertatap muka didalam kelas.

Bapak Kepsek menyarankan kepada penulis untuk melakukan home visit kerumah siswa tersebut, sehingga dapat bertemu dengan siswa dan orang tuanya, didampingi Wali kelasnya, Bapak Kepsek juga mengingatkan untuk tetap menggunakan masker, cuci tangan dan tetap jaga jarak.

Metode Projek pada mata pelajaran seni budaya dalam pembelajaran di era covid-19 untuk anak ABK Tuna grahita berbeda cara dalam Kegiatan Intinya dan untuk penuntasan tugasnya, apabila secara klasikal adalah mencipta lagu, sedangkan untuk anak ABK Tuna grahita adalah menggubah lagu/syair dari lagu yang disukainya.

Siswa ABK Tuna Grahita tersebut memiliki kesulitan dalam pengucapan (artikulasi) dalam taraf sedang, dapat membaca dan menulis namun kurang memahami beberapa makna kata, apabila siswa ABK Tuna Grahita sudah terbiasa dengan nada lagu yang dia sukai maka diharapkan apabila syairnya diganti tema dengan covid-19, siswa tersebut dapat melafalkan kata-kata sambil bernyanyi dan dapat meningkatkan kemampuan berbicara sedang dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Sesuai dengan perencanaan metode projek untuk pembelajaran seni budaya untuk anak ABK Tuna grahita, proses pelaksaanaan pembelajaran meliputi kegiatan Pendahuluan, Inti dan Penutup.

Pertemuan ke:1-2

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Menyiapkan siswa ABK Tuna grahita secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b. Memberi motivasi belajar siswa ABK Tuna grahita secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari di era Covid-19, dengan memberikan contoh protokol kesehatan;

c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan covid-19, bagaimana perasaannya, harapannya dan keinginan yang ingin dicapai.

d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan dengan bantuan alat peraga sederhana Mistar nada dan Tangga Nada yang dibuat dari kertas.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan metode pembelajaran yang menghasilkan karya gubahan lagu dengan menggubah syair lagu yang siswa ABK Tuna grahita sukai dengan menggambil Tema covid-19 dan berbasis projek disesuaikan dengan karakteristik siswa ABK Tuna grahita.

a. Sikap

Proses afeksi merupakan karakteristik sikap yang dapat menjadi salah satu alternatif mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Selama aktivitas pembelajaran berlangsung siswa ABK Tuna grahita dapat menerima reward berupa kata-kata pujian penghargaan sehingga mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas dengan baik.

b. Pengetahuan

Pada tahap Pengetahuan, siswa ABK Tuna grahita dapat melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, dalam standar sama secara klasikal, namun untuk tahapan menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta itu dapat dirubah cara melayani untuk anak ABK Tuna grahita, karakteritik aktivititas belajar akan berbeda dengan kelas klasikal.
Pemberian materi pokok di UKBM/ Modul Seni budaya yang telah di print out.

c. Keterampilan

Keterampilan siswa ABK Tuna grahita diperoleh melalui kegiatan mengamati lagu yang disukai, dimulai dari menyanyikan lagu tersebut, menanya mengenai cara menggubah syair lagu kedalam tema covid-19, mencoba menuliskan syair lagu dengan tema Covid-19 dan menyanyikannya dengan iringan musik bisa berbentuk musik karaoke yang telah disiapkan, menalar gubahan lagu , menyajikan dihadapan guru, orang tua dan wali kelas, dan mencipta gubahan lagu secara keseluruhan.

Seluruh kegiatan keterampilan harus mendorong siswa ABK Tuna grahita untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan tanpa adanya pemaksaan, guru harus dapat menjaga suasana hati siswa ABK Tuna grahita, dengan kesabaran dan bimbingan. Sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dengan metode project.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa ABK Tuna grahita melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan dan melihat hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

b. Guru membimbing siswa untuk kembali mencuci tangan dengan benar dan bersih agar terbiasa nantinya.

Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas selanjutnya dalam pembelajaran jarak jauh via whatsapp dengan voice note atau video dengan tugas-tugas yang ada di UKBM/ Modul Seni budaya.

Pada saat praktek, siswa dapat merasakan intro lagu, bila didengarkan, intro lagu terasa agak panjang kurang lebih 18 bar, menandakan siswa ABK Tuna grahita tersebut sering mendengarkan lagu tersebut. Memasuki awal lagu, peserta didik terdengar ragu, sehingga perlu dibimbing masuk awal lagu oleh guru.

Bait awal dilakui oleh peserta didik dengan aman, terdengar suaranya mengena terhadap nada, walau datar tanpa ekspresi.

Memasuki reffrein, tempo menyanyi peserta didik agak melambat dikarenakan artikulasi dan belum hapalnya syair yang digubah tersebut. Setelah interlude, peserta didik dapat mengikuti melodi dengan baik, walau tetap temponya masih saling mengejar. Akhir lagu, peserta didik dapat menyelesaikan dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, terdapat peningkatan pemahaman pada mata pelajaran seni budaya dengan menggunakan metode projek di era Covid-19 untuk Siswa ABK Tuna grahita di SMAN 1 Kota Sukabumi melalui tatap muka secara langsung.

Kedekatan dan komunikasi yang lancar antara guru dan peserta didik dengan protokol kesehatan atas dukungan pihak sekolah dan orang tua murid, dapat meningkatkan kreativitas siswa ABK Tuna grahita dalam menyelesaikan tugas projek menggubah syair lagu dengan tema Covid-19.

Adanya kepercayaan, interaksi melalui tatapan mata atau kata-kata motivasi dan kedekatan emosi antara guru dan siswa ABK Tuna grahita merupakan kunci dari pembelajaran.

Seorang guru dapat melaksanakan proses pembelajaran apabila sudah mendapatkan kunci tersebut dan dapat bersungguh-sungguh membantu keterbatasan peserta didiknya.

Harapan penulis sebagai guru adalah semoga tulisan ini menjadi motivasi untuk kita semua untuk memberikan pelayanan dan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa yang berkebutuhan khusus. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *