Strategi Politik Ikan Moedjair

Handi-Salam
Handi-Salam

Oleh : Handi Salam
*Redaktur di Radar Sukabumi

INI BUKAN sekedar cerita. bukan opini, hanya sebuah penafsiran yang muskil tapi rendah jika difahami bagi orang politik. Berawal dari siang kemarin, saya dibelikan seporsi makan siang dengan ikan Moedjair oleh teman. Tak sempat dimakan, karena masih kenyang. Hanya saja tiba-tiba terbesit fikiran bahwa ikan yang akrab disebut masyarakat Indonesia dengan sebutan Ikan mujair ini bisa sipatnya bisa dijadikan strategi politik dalam sebuah memenangkan pilkada.

Bacaan Lainnya

Memang secara sekilas ikan ini hampir mirip dengan ikan Nila, bedanya ikan Nila diintroduksi dari Afrika tepatnya di sungai Nil sementara ikan mujair diciptakan oleh orang Indonesia Iwan Dalauk (1890-1957). Ikan mujair murni hasil rekayasa manusia, karena faktanya ikan yang memiliki nama ilmiah Oreochromis mossambicus ini habitat aslinya di laut atau air payau. Buktinya, Mbah Moedjair sebagai orang yang merekayasa mendapatkan perhargaan resmi dari Pemerintah pada 17 Agustus 1951.

Terus apa hubungan dengan politik, sangat jauh memang. Namun, bisa dekat jika melihat karakter ikan ini yang cenderung memiliki kebiasaan membuat kolam didalam kolam. Waktu kecil dulu sebelum kolam mengering, saya sempat melihat bagaimana pandainya ikan ini membuat kubangan kecil didalam kolam. Mungkin, ikan menciptakan kolam kecil ini agar bisa melindungi anak-anaknya dari serangan ikan lain atau mungkin ada tujuan lain. Yang jelas ikan memiliki gizi yang baik bagi tubuh, terutama bagi orang yang sering bedagang seperti orang yang meronda.

Membuat kolam kecil dalam kolam besar itu stategi yang sangat ampuh untuk bertahan dan mempertahankan sesuatu yang harus dipertahankan. Seperti halnya, koalisi partai dalam menentukan pasangan calon (paslon). Sebelum, merampungkan koalisi dikolam besar tentunya pemilik kolam besar menciptakan koalisi kolam kecil hingga seperti bayangan. Musuh dalam umum, berkawan dalam selimut lebih baik dari pada banyak musuh dalam selimut.

Sangat lumrah ya dalam politik, apapun bisa terjadi. Tidak ada kawan dan lawan yang sejati, semua dinamis. Mempertahankan lebih besar harganya dari pada mendapatkan adalah pepatah yang tepat. Padahal menurut pepatah orang inggris sebuah mahkota tidak menyembuhkan sakit kepala. Hanya, saja dengan memiliki power bisa menyembuhkan kepala orang yang sakit meski kepalanya sakit sewaktu-waktu. Kalau saja, memang tujuannya untuk itu harus mendapatkan dukungan lebih, saya juga mendukung mungkin. Tapi, saya berpendapat bahwa suara Rakyat adalah suara tuhan, jadi bisu karena diambil suaranya waktu Pemilu.

Warna-warni politik tentunya bisa cair ketika memang koalisi besar bisa menciptakan koalisi kecil, namun tetap dalam tangan pencetus koalisi. Politik dua kaki terlalu ketara dan dipandang rumit dan sedikit tidak profesional. Namun, dengan menggunakan strategi ikan mujair sangat mungkin dan itu tidak ada yang melarang ketika bisa. Dan itu sudah terjadi, biarlah. Bagus untuk pembelajaran politik ketika nanti saya mencalonkan Ketua Rukun Warga (RW). Doakan, supaya panjang umur dan sehat serta bahagia.

Katanya, ekonomi dunia saat ini dikendalikan oleh orang yang tak memiliki negara, tetapi yang penting bisa mengendalikan negara. Begitupun dalam politik, tak perlu berpolitik dipermukaan tetapi cukup dengan senyap-senyap dengan catatan bisa mengedalikan arus bawah dengan strategi yang nyentrik. Saya sengaja tidak memunculkan nama partai, karena bagi orang politik sejatinya partai hanya sebagai kendaraan semata. Hari ini di partai A, besok kalau partainya bocor dan tenggelam pasti di partai B, karena memaksakan kendaraan yang bocor akan tenggelam dan mungkin dijadikan sarang ikan lumba-lumba.

Pada akhirnya, saya ingin mengutif kata Tokoh kunci partai Demokrat asal Amerika Serikat Hubert H. Humphrey yang berkata ‘To err is human. To blame someone else is politics.” (Berbuat salah adalah manusiawi. Menyalahkan orang lain adalah politik). (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *