“Kaget saya, sebagai orang Islam kaget saya. Nggak (curiga), saya mah beli sudah 3 kali petasan juga nggak pernah begini,” kata Herman.
Namun Herman mengaku baru kali ini membeli petasan di lokasi tersebut. Sebelumnya Herman membeli petasan di wilayah lain.
“(Harga petasan) Rp 120 ribu biasa itu. Satu renteng petasan. Nggak, baru itu beli di situ. Biasanya beli di Pondok Laka,” tutur Herman.
Warga lainnya, Leorinsius (20), mengaku melihat petasan itu terbungkus kertas berwarna putih sehingga tidak tampak bila sebenarnya menggunakan lembaran Al-Qur’an.
Baru setelah meledak, lanjut Leorinsius, diketahui petasan itu menggunakan lembaran Al-Qur’an.
“Kan lagi akad, petasan nyala lalu besan dateng saya minggir ke sini buat ngopi karena ramai kan. Nah itu petasannya meledaknya jam 4 sore. Nah pas saya lihat petasan udah kayak gini udah hancur,” kata Leorinsius.
“Awalnya dibungkus kertas putih, permukaan ketutup, pas meledak baru ketahuan ternyata pakai kertas Al-Qu’ran,” jelasnya dikutip detikcom. (ral/int/pojoksatu)