Sementara itu, salah seorang tokoh warga setempat, Ade Kebo (60) mengatakan, penyitaan alat cetak uang yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya itu, terjadi pada Selasa (18/06) lalu. “Iya, saat itu saya juga telah menyaksikan bagaimana alat cetak itu diangkut menggunakan forklift dari lokasi villa itu,” kata Ade.
Pihaknya mengaku, tidak mengetahui secara jelas kondisi bangunan di dalam villa tersebut. Namun, salah seorang penjaga villa sempat mengatakan, bahwa alat CCTV yang terpasang di dalam ruangan villa tersebut, telah ditutupi lakban.
“Ini yang menjadi kecurigan warga juga. Karena, kata yang kerja di villa itu sempat mendengar suara mesin. Tapi, penjaga vila itu tidak bisa masuk ke dalam villa. Karena, kunci villa-nya diganti. Bahkan, CCTV di dalam ruangan telah ditutup lakban,” jelasnya.
Sebelum penggerebekan, kata Ade, di halaman depan villa tersebut terdapat sebuah kendaraan mobil berpelat dinas TNI yang sering kali terparkir dengan kurun waktu sekitar dua minggu terakhir.
“Saya sempat menyapa dengan seseorang berbadan tinggi besar yang terlihat berjaga di sekitar villa. Tapi, tak pernah mendapat sambutan baik dari orang tersebut. Iya, jawabnya gak jelas lah,” imbuhnya.
Kecurigaan warga mulai terasa. Karena, aktivitas di villa itu cukup tertutup dari warga sekitar sejak awal kedatangan mobil pelat militer tersebut. Kecurigaan Asep memuncak ketika dirinya menanyakan identitas orang tersebut, hingga sempat terjadi cekcok.
“Iya, kan saya bertanya dan ingin tahu identitasnya, serta tentara itu gimana kalau dinas itu. Selain itu, saya juga bertanya dia itu orang sini atau bukan. Tapi, ia begitu dia gak jawab dan terkunci pintunya,” pungkasnya. (Den)
