Marwan Minta Geologi Tinjau Pergerakan Tanah Gerbi

GEGERBITUNG – Bupati Sukabumi, Marwan Hamami meminta tim geologi untuk melakukan peninjauan lokasi terhadap bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung.

Pasalnya, kejadian pergerakan tanah yang mengancam 435 jiwa dari jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 110 KK.

Bacaan Lainnya

“Kami sudah mengintruksikan kepada BPBD Kabupaten Sukabumi untuk segera melayangkan surat permohonan kepada Badan Geologi Bandung untuk mengecek kondisi pegerakan tanah di wilayah Kecamatan Gegerbitung itu,” jelas Marwan kepada Radar Sukabumi, kemarin (17/11).

Menurut Marwan, peninjauan dan pengecekan Badan Geologi ini, sangat penting dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya pergerakan tanah. Terlebih lagi, pada tahun 1987 silam, wilayah Kabupaten Sukabumi, telah terjadi gempa akibat patahan sesar Cimandiri mulai dari daerah Kecamatan Cibadak sampai Kecamatan Gegerbitung.

“Saya khawatir peristiwa ini, terulang kembali. Untuk itu, saya berharap Badan Geologi segera datang ke sini untuk melakukan pengkajian terkait penyebab pergerakan tanah itu,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ratusan warga di Kecamatan Gegerbitung, dihantui rasa was-was setelah wilayah tersebut dilanda bencana pergerakan tanah. Kini, warga setempat tengah siaga dan pemerintah setempat berencana mengevakuasi ratusan warga.

Koordinator Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, berdasarkan penanganan sementara petugas dilapangan, bencana pergerakan tanah ini terjadi setelah wilayah tersebut dilanda hujan deras sejak dua minggu terkahir.

“Sejak hujan pertama melanda wilayah Gegerbitung, kondisi tanah di kampung tersebut langsung banyak yang retak dengan panjang sekitar 100 meter, lebar 30 centimeter dan kedalaman 200 centimeter,” jelas Daeng kepada Radar Sukabumi.

Untuk mengantisipasi bencana susulan, BPBD Kabupaten Sukabumi menghimbau kepada seluruh warga Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung untuk meningkatkan kewaspadaannya. “Apalagi, saat ini memasuki musim hujan dapat berpotensi dan menyebabkan bencana alam,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Gegerbitung Endang Suherman mengatakan, bencana pergerakan tanah di Kampung Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung ini, bukan pertama kalinya terjadi. Bahkan, pada 2018 pergerakan tanah di kampung tersebut sempat diteliti dan dikaji oleh Badan Geologi Bandung.

“Kondisi tanah di kampung itu memang labil. Sehingga, saat dilanda hujan deras, tanah tersebut langsung mengalami retakam hingga membentang ratusan meter,” katanya.

Saat ini, pemerintah Kecamatan Gegerbitung tengah menjalin kerjasama dengan BPBD Kabupaten Sukabumi untuk mengantisipasi pontensi bencana susulan. Seperti memasang Early Warning Sistem (EWS) untuk alat pendeteksi dini pergerakan tanah.

“Alat ini sudah dipasang di lokasi bencana. Ini sebagai upaya pengurangan risiko bencana, mengingat saat ini warga masih beraktivitas di rumahnya masing-masing,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pemerintah Kecamatan Gegerbitung berencana akan mengevakuasi ratusan warga yang terancam pergerakan tanah tersebut ke lokasi lebih aman.

“Sesuai intruksi dari Pak Bupati, bahwa memasuki musim hujan saat ini seluruh masyarakat yang berada atau tinggal di daerah tebing, agar meningkatkan kewaspadaannya,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *