Petani Tomat di Sukabumi ‘Menjerit’ Gegara Kemarau

Petani tomat asal Kampung Cipaku, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Dadang Sukanda (40) mengaku penghasilannya menurun dimusim kemarau

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Imbas musim kemarau semakin mencekik para petani. Selain lahan mereka yang sulit terairi, juga hasi panennya pun jauh dari kata maksimal. Seperti petani tomat di Perkebunan Goalpara, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja. Para petani di perkebunan ini mengaku rugi akibat banyak tanaman mereka yang mati dimusim kemarau ini.

Petani tomat asal Kampung Cipaku, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Dadang Sukanda (40) mengatakan, dimusim kemarau ini banyak tanamannya yang mati dan membusuk. “Ya karena lama tidak hujan, maka area pertanian pun mengering. Dampaknya, tomat saya banyak yang mati dan yang berbuah pun tidak maksimal,” jelas Dadang kepada Radar Sukabumi, Jumat (12/7).

Bacaan Lainnya

Dari lahan seluas satu hektare, Dadang mengaku menanaminya dengan tanaman tomat sebanyak 18.000 pohon. Namun akibat tidak ada hujan, saat panen hanya menghasilkan 15 ton. “Padahal kalau cuaca sedang bagus, hasilnya itu bisa mencapai 30 ton. Namun karena sekarang cuacanya tidak bersahabat, hasil panennya pun menurun,” paparnya.

Hal serupa, dikatakan Abdul Rahman (55), warga Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja. Menurutnya petani yang menanam tomat di kawasan perkebunan Goalpara mencapai puluhan hektare. Sebagian besar tanaman tomat mengering dan membusuk. “Musim kemarau saat ini menyebabkan sumber air berkurang dan tidak mampu memenuhi kebutuhan air ke areal perkebunan. Sehingga tanaman tomat tidak tumbuh normal,” katanya.

Meskipun para petani sudah berupaya maksimal dengan menggunakan mesin pompa, namun tanaman tomat tetap saja tidak maksimal hasilnya. “Bila pada hari biasa dapat memanen buah tomat hingga 10 kwintal, tetapi sekarang hanya menghasilkan sekitar tujuh kwintal saja. Omzet juga menurun, dari Rp1,5 juta sekarang Rp1 juta saja dalam sebulan,” katanya.

Ia menambahkan, selain mengurangi hasil panen, kekeringan juga berimbas pada kualitas buah tomat yang dihasilkan. “Hasil buah kurang maksimal karena intensitas air terbatas,” timpalnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat menghimbau kepada seluruh petani agar dapat memaksimalkan lahan pertaniannya disaat musim kemarau. “Persoalan pada musim kemarau ini, memang menjadi perhatian khusus Dinas Pertanian. Karena, banyak lahan pertanian warga yang mengalami kekeringan,” katanya.

Pada musim kemarau saat ini, sambung Ajat, dari lahan seluas 7.000 hektare terdapat sekitar 3.000 hektare mengalami kekeringan. “Paling banyak lahan yang mengalami kekeringan adalah lahan pesawahan. Kami sudah memberikan bantuan kepada mereka berupa mesin pompa air yang berfungsi untuk mengairi lahan pertaniannya,” pungkasnya.

(Den/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *