Awas, Hewan Kurban Berpenyakit

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh Asep Kurnadi saat melakukan pemeriksaan hewan kurban

RADARSUKABUMI.com — Jelang Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1441 H, Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi mewaspadai sapi yang berasal dari luar daerah. Untuk mengatispasi adanya sapi yang berpenyakit khusus sapi dari luar daerah, Disnak tim pemantauan hewan kurban terus melakukan monitoring dan pemeriksaaan kepada setiap lapak dan peternak yang menjual hewan kurban.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh Asep Kurnadi menjelaskan, saat ini pihaknya tengah gencar melakukan pemeriksaan hewan kurban ke setiap lapak dan peternakan yang menjual hewan kurban. Hasil monitoring sementara, kondisi sapi maupun domba dalam keadaan sehat.

Bacaan Lainnya

“Ya, saat ini pemeriksaan masih berjalan, sejauh ini memang belum ditemukan penyakit menular pada hewan yang berbahaya, baik itu bagi hewan lainnya maupun bagi manusia,” jelasnya kepada Radar Sukabumi saat dihubungi, kemarin (22/7).

Namun begitu, yang menjadi kekhawatiran Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi adalah hewan kurban yang dikirim dari luar daerah. Rata-rata, hewan kurban jenis sapi yang dikirim ke wilaayah Sukabumi ini adalah dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Salah satu fokus pemeriksaan kami itu kepada sapi yang didatangkan dari luar daerah, kamin cek kesehatannya, dokumennya dan lainnya.

Tapi memang, saat ini sapi kiriman dari luar daerah itu agak berkurang, karena kebanyakan hasil penggembukan darin para peternak lokal,” terangnya.

Adapun temuan penyakit, lanjut Asep, hanya sebatas demam tinggi dan kurangnya nafsu makan pada hewan kurban, terutama yang berada di lapak-lapak penjualan.

Namun begitu, dalam pemantauan kami lakukan pelayanan dengan pemberian vitamin sehingga stamina hewan terjaga.

“Sampai saat ini, Kabupaten Sukabumi masih bebas antraks, maka dari itu kita harus waspadai penyakit yang berbahaya ini. jika memang dilapangan ada hewan kurban yang sakit, kita sarankan untuk di isolasi dan tidak dulu dijual,” ujarnya.

Asep juga menghimbau kepada masyarakat atau calon pembeli, agar dapat menanyakan kalung tanda sehat dan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

Sehingga hewan kurban yang dibeli benar-benar dalam keadaan sehat dan baik untuk dikonsumsi. “Pembeli harus juga cerdas memilih hewan kurban, artinya jangan asal. Jadi calon kunsumen harus bisa meihat secara fisik hewan itu sehat dan dilengkapi dengan dokumennya,” pungkasnya. (upi/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *