2020, Disnak Klaim Tidak Ada Kasus Rabies

Kader Siaga Rabies (Kasira) saat melakukan sosialisasi tentang pencegahan rabies di posyandu, belum lama ini.

RADARSUKABUMI.com — Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, berupaya menekan kasus penyebaran virus rabies yang disebabkan gigitan anjing liar.

Seperti, menggencarkan sosialisasi pencegahan dan penanganan rabies, pembentukan dan pembinaan Kader Siaga Rabies (KASIRA) di tingkat kecamatan dan vaksinasi rabies pada anjing serta kucing khususnya di daerah rawan kasus gigitan.

Bacaan Lainnya

Dari data yang tercatat Disnak Kabupaten Sukabumi, terdapat beberapa kecamatan yang menjadi daerah rawan gigitan yaitu, Kecamatan Jampangtengah, Nyalindung, Purabaya, Cikembar, Geger bitung dan Cisolok.

“Pada tahun ini terhitung dari Januari hingga Juni terdapat dua kasus gigitan anjing di Kecamatan nyalindung, satu kasus di Purabaya, dua kasus di Gunungguruh, dua kasus di Cikakak serta satu kasus di Palabuhanratu sehingga totalnya sebanyak delapan kasus gigitan,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesmavet dan P2HP Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Asep Kurnadi kepada Radar Sukabumi, Kamis (2/7).

Kendati demikian, lanjut Asep, meski terdapat kasus gigitan anjing namun tidak ditemukan adanya yang positif rabies.

“Tidak ada, hanya kasus gigitan saja. Mudah-mudahan terus bisa mempertahankan tidak ada yang positif. Sehingga pada 2021 mendatang bisa diusulkan untuk bebas rabies,” paparnya.

Dijelaskan Asep, penyakit ini dapat ditularkan dari hewan seperti anjing melalui gigitan taringnya pada manusia.

Sementara, gejala yang terjadi pada warga yang terkena gigitan anjing tersebut, diantaranya, demam, sakit kepala, mual, muntah, gelisah, bingung, hiperaktif, kesulitan menelan, air liur berlebihan, takut air karena kesulitan dalam menelan, suka berhalusinasi, insomnia dan mengalami kelumpuhan parsial.

“Tapi jika sudah diobati sesuai prosedur, korban akan tetap aman. Namun jika tidak segera ditangani atau cara penanganan medisnya kurang sempurna, akibatnya kematian dengan gejala seperti anjing yang sangat mengerikan,” timpalnya.

Sebab itu, pntuk mencegah penyakit rabies yang ditularkan oleh gigitan anjing kepada warga ini selain melakukan sosialisasi kepada seluruh warga juga melakukan vaksinasi dengan cara memberikan kekebalan terhadap anjing peliharaan agar tidak terkena penyakit rabies.

Hal itu sengaja dilakukan untuk memberikan pemahaman akan bahaya, pencegahan dan menanggulangi kasus rabies.

“Apabila warga menjadi korban gigitan anjing, diharapkan agar segera melapor kepada pemerintah setempat dan segera dibawa ke Puskesmas terdekat,” pungkasnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *