Tega, Bayi Mungil Tewas Penuh Luka, Dihabisi Ibu Tirinya

Bayi
Ilustrasi Bayi

BOGOR – Kesedihan Frida Rahmayanti (31) terlihat jelas kala mendengar anak kandungnya meregang nyawa usai disiksa ibu tirinya.

Lama tak bertemu sang buah hati, Frida dipertemukan dalam kondisi darah dagingnya tak bernyawa. Frida pun tak henti hentinya meneteskan air mata. Kerinduan Frida atas senyum riang putri kecilnya malah berbalas dengan tubuh kaku dan membiru sang buah hati yang tak lagi bernyawa. Kenyataan itu seolah jadi pil pahit yang mesti ditelannya.

Bacaan Lainnya

“Dua tahun lalu saya terakhir bertemu, anak saya masih tersenyum. Sekarang saya melihat anak saya terbujur kaku. Ibu mana yang tidak sedih menghadapi ini,” ujarnya kepada Metropolitan di Mapolresta Bogor Kota.

Frida menyaksikan langsung kondisi jasad SU yang penuh luka lebam. Ia begitu terpukul dan tak terima atas perlakuan Zulfa Naufia Nuvi (20), yang tak lain istri baru mantan suaminya, terhadap SU. Ia juga merasa sangat menyesal saat mengikhlaskan SU pergi bersama mantan suaminya yang berujung pilu itu.

Usai bercerai tiga tahun lalu, Frida mengaku tidak diperbolehkan menjumpai SU oleh mantan suami dan istri barunya selama ini. Bahkan untuk memberi hadiah kepada sang buah hati saat Hari Raya Idul Fitri silam, Frida harus melakukannya diam-diam, dengan dibantu kerabat mantan suaminya.

“Saya sangat sedih karena anak saya tidak ikut dengan saya. Sejak cerai, sudah tidak bersama saya. Terakhir ketemu, dua tahun lalu. Saya sama sekali tidak tahu kondisi anak saya sejak saat itu. Sekarang saat bertemu, anak saya sudah tiada. Saya ingin pelaku mendapat hukuman seberat-beratnya dari pihak berwenang atas perbuatannya kepada anak saya,” kesalnya.

Tiga hari sebelum kepergian SU, Frida sempat memimpikan putri pertamanya itu. Dalam mimpinya, SU sempat mamanggil Frida sambil merengek manja ingin digendong. Namun, Frida tak sadar bahwa mimpinya itu pertanda perpisahan dengan sang buah hati. “Dia manggil saya dan merengek minta digendong. Semoga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal,” ungkapnya.

Sementara itu, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bogor Kota berhasil mengungkap misteri tewasnya SU, balita malang berusia empat tahun delapan bulan, yang meninggal saat dibawa ke Puskesmas Pembantu Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, beberapa waktu lalu oleh ibu tirinya.

Berdasarkan hasil autopsi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi, meninggalnya SU dinilai sangat tak wajar. Pasalnya, terdapat sejumlah luka lebam di hampir sekujur tubuh mungil balita berjenis kelamin perempuan itu. Tak hanya lebam, hasil autopsi juga menunjukkan adanya bekas luka yang disebabkan benda tumpul di bagin kepala depan dan belakang korban.

Keterangan medis menyebutkan meninggalnya SU lantaran adanya pembuluh darah yang pecah di bagian kepala belakang sebelah kiri akibat hantaman benda tumpul, yang mengakibatkan pernapasan berhenti seketika. Bahkan bagian kepala belakang korban mengalami keretakan akibat hantaman benda keras dan bagian depan kepala terdapat luka lebam.

Zulfa Naufia Nuvi, sang ibu tiri, ditetapkan Satreskrim Polresta Bogor Kota sebagai pelaku tunggal atas meninggalnya balita tak berdosa itu, usai pengakuannya kepada pihak kepolisian saat dimintai keterangan. “Setelah kami desak, akhirnya ibu tiri dari korban mengakui perbuatannya,” Kata Kepala Satreskrim Polresta Bogor Kota Niko N Adi Putra.

Meski begitu, pihaknya belum bisa membeberkan modus pelaku secara pasti. Sebab, kasus tersebut masih didalami satuannya. Kendati demikian, ia memprediksi modus pelaku melakukan hal tersebut lantaran kesal dengan anak kandungnya dan menjadikan anak tiri sebagai bahan pelampiasannya. Namun, itu baru prediksinya.

“Pelaku ini kan umurnya masih 20 tahun dan tergolong sangat muda. Memiliki anak kandung yang berusia dua tahun dan anak tiri empat tahun. Bisa saja karena umur pelaku masih muda, emosionalnya masih labil, ia menjadikan anak tirinya sebagai pelampiasan kekesalannya. Tapi ini semua masih perkiraan, nanti lebih jelasnya kita sampaikan secara resmi kemudian hari,” ungkapnya. (ogi/c/mam/run/Metropolitan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *