Surat Tanah SMP Negeri 3 Sukamakmur Hilang Disimpan Kades

RADARSUKABUMI.com – Seisi sekolah SMP Negeri 3 Sukamakmur, Kabupaten Bogor kebinggungan lantaran surat tanah sekolah tak kunjung diberikan oleh Kades Sukawangi, Hendro Hermawanto. Meski sudah berulang kali ditemui, Kades tak menepati janji untuk datang ke sekolah mengantarkan surat.

“Saya dan komite sekolah sudah ketemu oleh Kepala Desa Pak Hendro, beliau janji akan datang ke sekolah, padahal waktu itu siswa siap menyambut kedatangan kepala desa tapi tidak hadir sampai hari ini,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana, Ading kepada Metropolitan.id (Radarsukabumi.com grup), Rabu (02/02/2020).

Bacaan Lainnya

Pesoalan ini, lanjut Ading, Kepala Sekolah Asep Suherman,sudah membahas progal surat-surat sekolah. Lantaran tidak jelas kabar di mana untuk mendapatkan surat tersebut, kata Ading, pihak sekolah akhirnya memutuskan akan untuk mengurus surat baru. Pembuatan surat baru juga disarankan oleh warga perintis pembangunan sekolah, Ketua Komite SMP 3 Sukamakmur Acep Khoirul Bahri.

“Kepala sekolah juga menanyakan, dan sudah berkordinasi dengan Pak Acep mengusulkan membuat lagi dan desa tinggal tanda tangan,” terang Ading.

Saat ini pihak sekolah khwatir jika surat tidak segera diurus maka akan menjadi masalah dikemudian hari.

Informasi yang dihimpun Metropolitan, sekolah negeri ini dibangun pada 2011. SMP Negeri 3 Sukamakmur semula adalah SMP Negeri 2 Sukamakmur kelas jauh.

Dari prasasti peresmian tertulis ‘SEKOLAH INI DIBANGUN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT MENGUNAKAN DANA APBN MELALUI PROGRWM BLOCK GRANT PEMBANGUNAN UNIT SEKOLAH BARU TAHUN ANGGARAN 2012 BIAYA PEMBANGUNAN RP800.000.000
JAWA BARAT, 31 DESEMBER 2011. KOMITE PEBANGUNAN USB SMPN 3 SUKAMAKMUR, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT’

Hingga saat ini siswa sekolah berjumlah 244 siswa yang terdiri dari 127 siswa sekolah induk dan 117 siswa di sekolah kelas jauh yang berada di SDN Sukawangi 02.

Di konfirmasi terpisah, Kepala Desa Sukawangi Hendro yang ditemui Metropolitan mengakui bahwa surat tersebut disimpan olehnya. Bukan tanpa sebab, pada waktu ia yang aktif sebagai pengajar di sekolah itu turut andil besar dalam pembangunan sekolah ini. Pada waktu itu Hendro mencari lahan hingga persetujuan pembangunan. Seiring waktu berjalan, Hendro yang mendapat restu dari Bupati Bogor kala itu, Rahmat Yasin, akhirnya mencalonkan diri menjadi kepala desa.

“Saya terus terang saja, surat-surat hibah sekolah hilang, sepertinya harus dibuatkan yang baru,” katanya saat ditanya keberadaan surat sekolah. (mtr/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *