BOGOR – Bencana pergeseran tanah hingga longsor yang terjadi di Desa Cipinang, Rumpin, menyisakan trauma mendalam bagi warga setempat. Setiap turun hujan, warga bergegas keluar rumah dan berjaga di area terdampak bencana.
Pasalnya, hingga Selasa, (15/9/2021) lalu, warga mendengar suara gemuruh dan merasakan pergeseran tanah berlanjut meskipun hanya skala kecil.
“Dari semenjak kejadian, (9/9) hampir setiap hari ada longsor susulan, yang terdampak sudah 11 rumah termasuk rumah saya,” ungkap Jaenal Abidin, warga Kampung Ciater RT 01/07 kepada wartawan Rabu (15/9/2021).
Dirinya berharap, proses relokasi sebagai tanggung jawab perusahaan PT Batu Sampurna Makmur (BSM) dapat segera terlaksana. Khawatir, dampak dari bencana tersebut meluas dan menimbulkan korban jiwa.
Di Kampung Jati Nunggal, Suhari, Ketua RW setempat menyimpulkan, dampak dari bencana tersebut bukan hanya rumah. Namun juga fasilitas umum seperti jalan desa dan sumber mata air warga rusak.
“Jalan desa terputus, kami harus memutar lewat jalan lain kalau mau ke Kampung Ciater,” tuturnya.
Sedangkan sumber mata air, tergerus material longsor sehingga kebutuhan air warga terganggu. Kendati demikian, BPBD Kabupaten Bogor telah mengirimkan bantuan air menggunakan truk tanki setiap harinya.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani menjelaskan, bantuan air tersebut dilakukan guna memenuhi kebutuhan warga yang paling mendasar.
Sedangkan kebutuhan tempat tinggal warga terdampak masih dalam proses dan pembahasan internal perusahaan.
“Kami siapkan 10.000 liter untuk Kampung Ciater dan Jatinunggal setiap harinya,” jelas Adam.
Sementara itu, warga terdampak telah diberikan kompensasi dari perusahaan untuk biaya kontrak rumah sementara selama masa penanganan.(cok)
Editor : Yosep
