Pemkot Bogor Salurkan Dana Rp797 Juta untuk RW Siaga, Perkuat Pengawasan Covid-19

Ilustrasi RW Siaga Corona

BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyalurkan dana Rp797 juta untuk 797 RW di 68 kelurahan di Kota Bogor. Penyerahan itu bertepatan dengan momen Hari Jadi Bogor (HJB) ke-538.

Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan, penyaluran tersebut untuk memperkuat pengawasan terhadap persebaran Covid-19 di tingkat wilayah. Pasalnya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Bogor akan berakhir 4 Juni 2020.

Bacaan Lainnya

“Kita antisipasi itu. Makanya kita perkuat RW Siaga, sistem isolasi, dan lainnya. Sekarang intinya ke depan lebih kepada strategi wilayah membendung infeksi Covid-19,” kata Bima di Gedung DPRD Kota Bogor, Rabu (3/6/2020).

Dalam pengetatan wilayah, pihaknya akan fokus pada daerah yang masih dalam kategori zona merah. Dia menyebut, bantuan dari provinsi dan kota akan dikonsentrasikan ke wilayah dengan status zona merah.

Bima menyampaikan, keinginan Pemkot Bogor untuk menghidupkan kembali roda ekonomi di Kota Bogor. Pasalnya, selama PSBB masyarakat hanya dibatasi geraknya. Sehingga, menimbulkan dampak ekonomi yang cukup besar hampir mencapai 60 persen dari biasanya.

“Kan kita ingin semuanya hidup, ekonomi berjalan, tapi tetap secara protokol kesehatan juga diberlakukan. Tiga hal yang perlu, masker, cuci tangan dan jaga jarak,” ucap dia.

Bantuan untuk RW Siaga disalurkan selama dua bulan mulai April dan Mei. Setiap bulannya, Pemkot Bogor akan memberikan Rp500 ribu untuk 797 juta. Bantuan pada April baru saja disalurkan pada HJB tahun ini.

Sementara itu, Sekda Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengaku belum dapat memastikan jumlah besaran bantuan untuk memperkuat RW Siaga. Namun, dia menjelaskan, bantuan itu telah dianggarkan melalui Dinas Kesehatan.

“Anggarannya pastinya belum tau, tapi itu dianggarkan di Dinas Kesehatan,” kata Ade.

Ade mengatakan, Rp500 ribu untuk RW Siaga mulanya diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Ide itu disambut baik pemerintah daerah.

“Saya pikir ini ide bagus karena perlu diaplikasikan. Urusan ekonomi susah dicegatnya, tapi kalo di wilayah sudah dicegat itu luar biasa,” jelas dia.

Ade menuturkan, pemerintah tingkat wilayah memiliki tugas cukup berat. Sebab, aparatur wilayah harus terus aktif bila ada masyarakat yang terpapar Covid-19.

Ade menyatakan, aparatur wilayah harus didukung, termasuk dalam segi anggaran. Meskipun anggaran Pemkot Bogor hanya Rp144 miliar untuk penanganan Covid-19, Ade menyatakan, penanganan melalui wilayah perlu diperhatikan.

“Sekarang kalo pun belum besar, coba diusulkan. Karena tujuannya ingin memperkuat di wilayah,” jelas dia.

Di tempat yang sama, Lurah Empang, Harry Cahyadi menjelaskan, sebanyak 20 RW di Kelurahan Empang memperoleh Rp500 ribu untuk jatah April. Secara simbolis, dana itu diberikan kepada dua RW.

“Kalau anggaran yang Rp500 ribu itu bisa untuk pelaksanaan pembelian bahan-bahan APD (Alat Pelindung Diri), disinfektan ataupun hand sanitizer ataupun bisa untuk Gasibu,” kata Harry.

Dia menjelaskan, bantuan Rp500 itu merupakan bantuan yang harusnya disalurkan pada April. Sementara, untuk jatah Mei, Harry memperkirakan akan diberikan pada akhir bulan.

Harry menerangkan, Kelurahan Empang terus memperketat pengawasan untuk membendung persebaran Covid-19. Dia menegaskan, akan mengupayakan Kelurahan Empang dapat menjadi zona hijau.

“Saat ini Kelurahan Empang masuk zona kuning. Tapi yang PDP di sini juga akan segera berakhir,” tukasnya. (ded/c)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *